Mohon tunggu...
Erik yunanto
Erik yunanto Mohon Tunggu... mahasiswa -

Erik yunanto

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Janji manis Menjelang Pemilihan Bupati Morowali

14 Desember 2017   02:18 Diperbarui: 29 Desember 2017   12:32 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Erik yunanto (Dokumentasi pribadi)

Di bawa langit yang sama

Berkata manis menjanjikan sesuatu tentang kehidupan manis, lembut tutur bahasnya sambil menyapiakan bahwa kami berbeda dari yang lain, di hadapan rakyat bahwa ia bukan seperti mereka yang perlakuanya buruk menghisap rakyat, katanya kami berbeda dengan mereka yang haus akan harta dan kekuasaan. Kami  berbeda di bawa langit beda karna katanya kami beda dengan dunia mereka.

Awal pilkada yang gaduh keliatanya seruh  dimana arus bawa saling menyerang dan menerkam mencari yang salah dan yang benar, sedangkan yang di atas bincang-bincang saling bagi-bagi jabatan. demi mencari yang benar maka di kelurkan lah dalil untuk menabah kepercayaan pembaca dan pemilih, hukum jadi tameng untuk melindungi kepentingan yang kuat dan yang lemah menajadi korban dan penonton dari pergilakan mereka.

Para pemodal mulai diam-diam melakukan seleksi bakal calon pemimpin untuk menjadi badut  perpanjangan tangan mereka,  menitipkan salah satu bakal calon itu sudah hal yang bisa, dengan tujuan agar tetap mengamankan posisi usahanya tetap berjalan lancar dan mulus menghisap kepentingan rakyat untuk kepentingan keluarga mereka , bukan soal memperjuangkan nasib rakyat tapi untuk  menambah tempat barisan penghisapan mereka.

Sebut saja mereka salah satu perpanjangan tangan yang selama ini memangsa kehidupan rakyat, menjadikan tempat pelayan rakyata sebagai temapat pelayan kepentingan kekayaan pribadi mereka. Telah lama Merampok  kekayaan rakyat tiba-tiba kemudian muncul sebagai penolong rakyat pergi ke pelosok-pelosok desa bertemu dengan rakyat miskin, berbincang seolah-olah mengerti dengan persoalan rakyat

Pintar dan cerdas pemodal itu setelah mendapatkan bakal calon kemudian di buatlah kerbau-kerbau untuk menarik kepentingan mereka untuk menujuh kepentingan investasi lebih dasyat lagi menghisap rakyat, kerbau-kerbau berjalan sesuai dengan arahan yang di tunjukan oleh pemodal apa bila salah melangkah maka tamat lah nasibnya di dalam penjara.

Sebut saja dia adalah drakula penghisap darah rakyat, setelah menghisap darah rakyat kemudian di jadikanya sebagai pengikut yang sangat loyalitas membenarkan perkataan yang salah ,menyalahkan perkataan yang benar, apa pun kesalahan drakula itu tetap pengikut harus membenarkan seolah semua orang di anggap bodoh dan tidak tau sama sekali.

Ngakunya mau nolong kehidupan rakyat malah tau-taunya dia mau nyolong kehidupan rakyat, menyolong pembanguan kesehatan rakyat dan meyolong pembanguan fasilitas untuk rakyat, inilah yang di sebut politik bertopeng cara baik di hadapan publik dan dapat simpati rakyat kemudian rakyat di bunuh di balik meja bundar para pemodal.

Kita masih di bawa langit yang sama, cara tidak berbedah masih saja seperti yang dulu semua baik-baik saja dan pemodal yang selalu menguasai elit politik kita.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun