Mohon tunggu...
liz
liz Mohon Tunggu... Freelancer - life adventurer

Pemakan segala jenis buku. Suka mencatat hidup dan maknanya, seringkali ketika sendirian saya suka memikirkan berbagai hal, menanyakan apa makna yang terkandung dalam sebuah kejadian. Otak saya berpikir lebih cepat sehingga tangan dan lisan saya tidak dapat mengimbanginya. Dan saya tidak bisa menghentikan stimulasi kimiawi-biologis-fisis yang sedang berlangsung di dalam kepala saya. Made me feel full. Mungkin sebagian kecil akan saya tuliskan dalam blog ini. Miaw :3

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Persisten

2 Januari 2019   20:34 Diperbarui: 2 Januari 2019   20:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ini tulisan pertama saya. Bagi siapapun yang kebetulan membaca, inilah kali pertama saya membuat artikel di kompasiana. Mungkin artikel ini akan jadi artikel paling bawah, ditimpuki artikel lain yang akan saya tulis berikutnya. Atau malah menjadi tulisan saya satu-satunya di kompasiana. 

Hahaha, hidup ini memang lucu. Mungkin suatu saat, saat saya menemukan tulisan ini kembali saya akan merasa malu dan menghapusnya. Itu sudah sering terjadi pada tulisan-tulisan saya terdahulu, entah di wordpress, blogger, timeline LINE, instagram, facebook, twitter, Scribd, dan segala jenis platform tulis menulis lainnya yang saya tidak lagi ingat. 

Untuk memulai artikel ini pun, saya harus ditampar sebaris paragraf Novel Bumi karya Tere Liye. Di Novel tersebut diceritakan ada seorang ayah yang sedang menyetir bersama sang anak perempuan satu-satunya yang beranjak remaja. Bahwa tadi pagi mesin cuci di rumahnya rusak sehingga perlu diganti yang baru. 

Mesin cuci tersebut rusak karena sudah 5 tahun dipakai, sudah 35.000 pakaian yang dimasukkan ke dalamnya. Tidak sekaligus, namun beberapa atau beberapa belas potong pakaian tiap harinya hingga mencapai jumlah 35.0000, sejumlah pakaian yang ada di department store. Itulah namanya persisten. Mengasah kemampuan dengan tekun, mungkin tidak melulu setiap hari. 

Mungkin seminggu sekali, seminggu dua kali, setiap ada kesempatan maupun setiap adanya kesempatan yang terjadwal. Ya kesempatan yang terjadwal, karena jujur untuk konsisten itu sulit sekali, terkadang butuh paksaan. Dan paksaan yang datang dari diri sendiri akan susah jika diri sendiri juga menolak untuk dipaksa. 

Nah, sekarang, pesan untukmu yang telah menulis arikel ini, saat membacanya jangan dihapus atau diturunkan menjadi draft ya?

Tak apa tak jadi sempurna. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun