Mohon tunggu...
Wilhelmus Sukur
Wilhelmus Sukur Mohon Tunggu... Wiraswasta - My Live My Adventure

Keraguan itu melahirkan pertanyaan dan pertanyaan itu membutuhkan jawaban. Jawaban itu perlu dirangkaikan dalam kata dan tulisan yang sangat indah

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Jari Supaya Laos

28 Agustus 2018   12:10 Diperbarui: 28 Agustus 2018   12:29 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

DISKURSUS

Suatu ketika terjadi percakapan antara jari-jari tangan. Ibu jari memberi kesaksian tentang apa yang dibaca dan ditontonnya di laman facebooknya. Dia membeberkan bahwa tadi saya menyaksikan sebuah siaran langsung di beranda FB kawan lama yang bernama "Reba Ancor (RA)". 

Dia dengan gagahnya menayangkan tindakan kekerasan terhadap seorang pria yang dituduhkan sudah mengajak istrinya untuk "selingkuh". Bahkan dia tidak sabaran melayangkan beberapa pukulan kepada pria tersebut dengan dalih "supaya laos". Bukan hanya saudara RA yang melayangkan pukulan, juga anaknya dan seorang perempuan yang tidak kukenal dengan baik. Sadis. Main hakim sendiri! 

Saudara jari tengah lantas bersuara dan bernada agak tinggi. Dia mengatakan "dasar hewan buas, suka menghakimi orang lain dengan hukum rimba. Baru sekedar ajakan, sudah ketar-ketir. Biasanya reaksi RA itu sebagai cerminan atas prilakunya. Bisa jadi dia sering berbuat yang sama kepada wanita-wanita lain baik yang masih gadis maupun yang sudah bersuami bahkan mereka yang sudah berstatus janda". dasar buas!

Dengan santai, jari telunjuk menjawab pernyataan saudara jari tengah. "Kamu jangan terlalu berlebihan mengomentari kasus ini. Lihatlah ke dalam dirimu dan bercerminlah. Jangan suka menuduh yang berlebihan jika anda tidak mengetahui duduk masalahnya. Tetapi dia juga tidak perlu dibela karena kita harus berbicara tentangnya. Namun pintaku, jangan terlalu berlebihan, berkomentarlah sebatas pengatahuanmu. Jangan lebih. Paham itu!" Saudara jari tengah tidak berdiam begitu saja mendengar sanggahan saudara jari telunjuk. 

Diapun menghardik saudaranya dan berkata "masalah ini cukup serius. ini berkaitan dengan jari-jari gatal yang tidak pandai menahan diri untuk mengekspos prilaku bejatnya. Andaikan saja dia menghakimi tanpa diekspos ke media massa, eh.. media sosial maksudnya, saya tidak akan marah seperti ini. 

Asal tahu saja, saya juga sudah menonton video persekusi tersebut. Hatiku hancur karena dia yang kuanggap sebagai figur publik bisa bertindak beringas tanpa dikendalikan akal sehat dan nurani yang bersih." Saking kesalnya, jari tengah dengan yang bertipikal mudah tersulut amarah memukul dinding rumah sembari berkata dengan lantang "tamal laos one dinding hoo laku (supaya amarahku dialihkan ke dinding ini)".

Si ibu jari yang mencuatkan isu ini berdiri dan membungkam kedua saudaranya dengan celotehan bijaknya. "saudaraku, kalian ini lebih pintar dari pakar hukum dan lebih bijak dari para rahib. Masalah ini perlu dilihat dengan mata terbuka dan hati yang bersih. Kalian begitu benci dengan kejadian ini sampai kalian lupa bahwa membenci itu akar dari masalah besar di dunia ini. Media sosial itu baik bagi  kita dan melayani manusia tetapi jangan sampai kita menjadi budak media sosial bahkan bergantung padanya. Lebih dari itu, jangan biarkan harga diri kita tersungkur ke jurang yang dalam karena kelakuan kita ketika berhadapan dengan media sosial. RA mengingatkan kita untuk bijaksana menggunakan media sosial. Jangan menulis komentar bodoh di media sosial atas kasus ini. karena bisa saja kita tersandung olehnya".

Setelah sekian lama berdiam diri, jari kelingkingpun bersuara. Dia mengikuti betul detail diskusi saudara-saudaranya sambil menunggu waktu yang tepat untuk bersuara. 

Dari sudut ruang yang mungil jari kelingking berkata " Bapak RA itu terlalu sadis. Dia tidak berterima kasih karena istrinya tidak melayani ajakan saudara Egy untuk berselingkuh. Atau mungkin karena muka si pengajak kurang ganteng, sehingga ditolak mentah-mentah bahkan isi percakapan itu dilaporkan ke suaminya. 

Andai saja si Egy cukup ganteng, pasti yang terjadi itu tidak sekedar supaya laos tetapi sudah laos." Dengan sigap, jari tengah menanggapi pernyataan saudaranya "benar sekali. Istri RA terlalu lebay. Jika tidak suka, blokir saja FBnya. Masalah selesai. Dan saya yakin, sebentar lagi saudara RA akan menikmati kerasnya jeruji besi karena melanggar undang-undang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun