Mohon tunggu...
Alim Penulis
Alim Penulis Mohon Tunggu... Jurnalis - Alim Jurnalis

Penulis, Jurnalis, Trainer Penulisan, Praktisi Buku, Pengusaha Industri Kreatif

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Limas Institute Gelar Pelatihan Menulis Ilmiah

11 September 2017   11:26 Diperbarui: 11 September 2017   11:41 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BANDAR LAMPUNG | Limas Institute Indonesia menggelar pelatihan menulis karya ilmiah, Sabtu (9/9) kemarin. Para calon penulis pemula memenuhi ruang pelatihan lantai dua hotel De Green Bandar Lampung, sebagian dari mereka adalah profesional dan sisanya berstatus mahasiswa S1. Pelatihan angkatan pertama yang mengusung tema "Kenduri Cinta Indonesia" itu, bertujuan mencari penulis pemula yang berminat menulis dan pada akhirnya mau menerbitkan karyanya menjadi buku.

Pada sesi pertama, para peserta diajak memahami siapa dirinya dengan memisahkan antara persepsi dan suara hati. Sumber kecerdasan manusia yang diilhamkan Sang Pencipta, menjadi daya tarik dari pelatihan ini. Tiga kecerdasan dasar manusia yang dimiliki sejak lahir belum diketahui fungsinya, mereka hanya mengetahui kecerdasan intelektual yang bersumber dari otak dan akal serta kecerdasan emosional yang bersumber dari akal dan hati. Lalu, dimana kecerdasan spiritual?

"Kecerdasan yang ketiga ialah kecerdasan spiritual (SQ) yang bersumber dari akal, hati dan nilai-nilai ketuhanan (ilahi), ketika dipadukan maka kita akan menjadi manusia paripurna, mampu menatap masa depan dengan positif, merasakan sesuatu secara positif dan tajam naluri karena ingat kebesaran Tuhan," ujar Trainer Limas Institute Alim Thonthowi dalam siaran persnya.

Mantan Trainer ESQ Ary Ginanjar Agustian itu juga menambahkan, saat ini terjadi penyempitan kepribadian akibat kecerdasan spiritual ditinggalkan, dampak negatif lebih banyak daripada hal-hal positif, apalagi jika menulis dengan menanggalkan kecerdasan spiritual yang akan terjadi adalah menulis dengan sia-sia dan tak bernilai.

Pelatihan yang digelar Limas Institute kemarin, memperkenalkan teori menulis menggunakan suara hati dengan cara mengajak peserta memahami persepsi dan suara hati, tiga kekuatan dalam menulis, serta memahami substansi dari masalah, identifikasi, batasan, dan cara merumuskan sebuah masalah penulisan. Hal itu menurut Alim Thonthowi, berguna bagi para penulis pemula saat mereka nanti akan menulis makalah, skripsi, bahkan tesis.

"Banyak para penulis yang bagus tulisannya, tapi ternyata plagiat, menyadur ulang karena mereka belajar menulis tanpa sandaran, kami bukan hanya mengajarkan menulis, namun mengajarkan bahwa tulisan itu adalah amanah dan tanggung jawab kepada pembaca, jika tulisan kita mampu mempengaruhi orang banyak dan mereka berubah positif, maka kita berpahala dan berhasil, tetapi jika tulisan itu mempengaruhi pembaca hingga mereka berubah anarkis, kita bersalah dan itu bukanlah tujuan kami," terang Trainer Limas Institute yang banyak menerbitkan buku dan menjadi konsultan penulisan dalam dan luar negeri.

Dok.pribadi
Dok.pribadi

Sesi kedua pelatihan,  para peserta memahami eksistensi kecerdasan yang dimilikinya, potensi menulis diajarkan dan motivasi menjadi penulis ditawarkan. Lalu, mereka diajak menyelami bentuk dan jenis tulisan. Setelah memahami perbedaan dan persamaan itu, peserta diajak memahami substansi latar belakang penulisan terdiri atas masalah penulisan, cara mengindentifikasi masalah, membatasi dan merumuskan masalah. Akhirnya mereka sadar bahwa menulis itu adalah tujuan bukan pilihan.

Melalui pelatihan ini, Limas Institute ingin menawarkan bahwa menulis itu bermanfaat dan mampu mengangkat harkat dan martabat manusia. Menurut Kordinator Wilayah Limas Institute Lampung, ke depan pelatihan tingkat lanjut akan dibuka dalam bentuk sarasehan alumni Limas menulis dan pelatihan menulis angkatan dua terus dipromosikan.

"Kami berusaha optimis bahwa pelatihan seperti ini akan ditindaklanjuti dan diteruskan, paling tidak pada level Bandar Lampung dulu, kemudian kita melangkah ke beberapa kabupaten dan kota lainnya," ungkap Septi. (Humas)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun