Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memimpin Tanpa Beban

28 Oktober 2020   06:35 Diperbarui: 28 Oktober 2020   06:43 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata "tanpa beban", atau "gak ada beban", bermunculan di media sosial. Kata-kata ini, yang semula memiliki makna yang biasa-biasa saja, kemudian memancing dan memantik diskusi luas, mendalam dan kritis terhadap makna dibalik itu semua. 

Hal ini, bisa jadi, bukan karena makna-denotatif dari istilah itu, atau bukan karena orang yang memproduksi kata-kata tersebutnya, melainkan konteks dan situasi sosialnya yang kemudian memberikan makna yang berbeda, berkembang dan atau malah melahirkan paradoks terhadap penuturnya sendiri.

Taruhlah, kita coba kembalikan kepada konteks yang sederhana, yakni penggunaan kata "gak ada beban" atau "tanpa beban" yang disebutkan oleh seorang pemimpin nasional atau pemimpin daerah.

"Saya memimpin negeri ini, gak ada beban.." Apa makna di balik kata ini? Jelas, kalau kita menggunakan pendekatan legal formal, pernyataan itu, bisa merupakan sebuah pernyataan paradoks dan tidak tepat. 

Disebut paradoks, seorang pemimpin memegang amanah, harus sadar diri bahwa dirinya adalah pemikul beban. Dengan kata lain, kalau dirinya merasa tidak ada beban, memberikan gambaran belum paham terhadap posisi dan tugas pokoknya. 

Atau memang, jangan-jangan, dia hanya mengakuinya bahwa jabatannya itu hanya duduk enak di Singgasana, sementera yang kerja adalah orang lainnya saja. Jadilah, dia sebagai "Raja serasa putra mahkota", inginnya dilayani belaka.

Memimpin itu adalah memikul amanah. Amanah adalah sebuah beban. Jadi  mememimpin sebuah organisasi, sekecil apapun, adalah beban. Perlu disadari dan ditunaikan dengan seksama.

Tetapi, bisa jadi tidak demikian maknanya. Makna "gak ada beban" lebih bersifat politis-partisan. Istilah gak ada beban, maksudnya adalah penunaian tugas pokok dan fungsi keorganisasian tanpa dibebani oleh politik partisan, misalnya masalah titip-titipan. 

Beban kepentingan inilah, yang kerap menjadi masalah berat, dan membebani seorang pemimpin partisan. Bila dalam pengertian seperti ini, kiranya, sikap dan tindakan itu, bisa dibenarkan, setidaknya oleh sebagian orang.

Lha, kok dibenarkan oleh sebagian orang?

Ya. Pernyataan "gak ada beban, dapat diartikan sebagai tidak berpolitik partisan", dapat dibenarkan oleh sebagian orang, karena sebagian lagi mengatakan bahwa seorang pemegang amanah itu adalah mandat dari organisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun