Mohon tunggu...
Momon Sudarma
Momon Sudarma Mohon Tunggu... Guru - Penggiat Geografi Manusia

Tenaga Pendidik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Nilai "Political Marketing" Penolakan Sang Jenderal

24 Oktober 2017   07:35 Diperbarui: 24 Oktober 2017   07:59 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kita memang prihatin.  Salah satu simbol negara bahkan kita sebut simbol kedaulatan negara, Panglima TNI mendapat penolakan dari negara adikuasi. Tanpa ada penjelasan yang bisa terima nalar umum, penolakan itu menyisakan tandatanya besar, bagi masyarakat kita, mengenai kelakuan negara adikuasa ini.

Di lain pihak, rencana kunjungan ke Amerika Serikat, Jendral Gatot Nurmantyo hadir atas undangan Kepala Staf  Gabungan Militer Amerika Serikat yaitu Jenderal Joseph F Dunford Jr . Dia hendak menghadiri konferensi antiterorisme,  Chiefs of Defense Conference on Country Violent Extremist Organization  (VEOs) pada 23-24 Oktober di Washington, DC.

Ada yang memandang, bahwa hal itu hanyalah miskomunikasi diinternal Amerika Serikat. Alasan ini, cukup menarik. Untuk sebesar AS, dengan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang dimilikinya,  alasan miskomunikasi menjadi sulit dipahami. JIka untuk kasus negara-negara terbelakang, mungkin jawaban itu, bisa diterima.

Tetapi, di luar semua masalah itu, ada aspek menarik yang bisa didapat oleh Jenderal Gatot Nurmantyo.

Bila asumsi kita benar, bahwa persepsi politik Amerika Serikat merupakan nilai penting bagi politik di Indonesia, maka kejadian ini, memilki nilai pemasaran yang luar biasa bagi negara Indonesia. Jika, dikatakan, bahwa motiv politik AS mewarnai penolakan Jenderal Gatot, hal itu menunjukkan bahwa kualitas, kredibilitas, dan kualifikasi politiknya sang Jenderal ini, sudah tercium oleh Amerika Serikat.

Di sinilah, kita melihat, bahwa kejadian ini, menaikkan ratting politik Jenderal Gatot, baik di dalam maupun di luar negeri. persoalannya, adalah apakah nilai positif dan nilai marketing ini, bisa dimanfaatkan untuk kepeningan politik atau tidak, itu bergantung pada pribadinya...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun