Mohon tunggu...
Mohammad Sidik Nugraha
Mohammad Sidik Nugraha Mohon Tunggu... Editor - Textpreneur

Penyunting dan penerjemah buku berpengalaman 15 tahun lebih. Berbagi tulisan bermanfaat di media cetak dan daring.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pentingnya Objek Pelaku dalam Kalimat Pasif Transitif

10 November 2016   09:58 Diperbarui: 10 November 2016   10:14 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukan kata “pake” atau “pakai”, saya menganggap ucapan Ahok di Kepulauan Seribu itu bermasalah karena ketiadaan objek pelaku dalam kalimat pasif transitif.

Seandainya dia mengatakan:     

Dibohongin oknum umat Islam pake surat Al-Maidah 51.

Dalam ragam baku tertulis, kalimat di atas mungkin akan menjadi:

Bapak dan Ibu jangan mau dibohongi oknum umat Islam dengan surah Al-Maidah ayat 51 demi kepentingan politik mereka.

Atau:

Bapak dan Ibu jangan mau dibohongi oknum umat Islam yang menggunakan surah Al-Maidah ayat 51 demi kepentingan politik mereka.

Kalau ngomong begitu, agaknya Ahok tidak akan dianggap menistakan ayat suci Alquran dan agama Islam. Dengan adanya objek pelaku, makna kalimat itu menjadi jelas sebagai imbauan dari calon Gubernur DKI Jakarta yang satu ini agar hadirin waspada terhadap kebohongan oknum.

Apa sih oknum? Saya dan Pembaca kemungkinan besar sudah sama-sama memahami artinya dalam penggunaan sehari-hari. Kata itu sering dipilih sebagai cara aman untuk menunjuk orang yang tidak baik dari kelompok tertentu.

Oknum ada di hampir semua sendi kehidupan. Sebut saja, oknum pejabat, oknum tentara, oknum polisi, oknum pendukung kesebelasan sepak bola, oknum wartawan, oknum karyawan, oknum guru. Bagi yang belum disebutkan, tolong unjuk tangan.

Jika menggunakan frasa “oknum umat Islam”, Ahok, sebagai penutur, menganggap sebagian besar pemeluk agama Islam baik, tetapi ada segelintir yang tidak. Bagian yang sangat sedikit itu rela menggunakan ayat suci Alquran demi kepentingan yang sempit (bagi saya, salah satunya nafsu untuk berkuasa).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun