Mohon tunggu...
MOH HARIYANTO
MOH HARIYANTO Mohon Tunggu... Penulis - Profil asli

MH Writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peluang dan Tantangan Bonus Demografi bagi Perekonomian Indonesia

14 Maret 2021   21:50 Diperbarui: 14 Maret 2021   22:38 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kelompok 3

Tugas Intermediate Training Cabang Bojonegoro

Demografi
Demografi secara bahasa terdiri dari dua kata berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘demos’ yang berarti rakyat dan ‘grafein’ yang artinya tulisan. Jadi demografi adalah setiap tulisan mengenai rakyat atau kependudukan manusia. Menyingung tentang kependudukan tersebut dapat merujuk masyarakat secara keseluruhan atau kelompok tertentu yang didasarkan kriteria seperti pendidikan, kewarganegraan atau Perekonomian dan lain lain.

Bonus Demografi
Bonus demografi merupakan suatu keadaan di mana penduduk yang masuk ke dalam usia produktif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. Dimana masa Usia Produktif ini terhitung berkisar antara 15 hingga 64 tahun. Perlu diketahui, bonus demografi dianggap hanya terjadi satu kali di setiap negara, jadi sudah sepantasnya peristiwa ini dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan mengupayakan memberikan pengetahuan kesadaran tingkah laku tentang komponen dalam demografi terhadap penduduk. 

Dengan begitu, penduduk dapat mengetahui pendidikan demografi pada usia produktif. sehingga usia produktif sadar dan akhirnya akan mempengaruhi perilaku mereka yang bertanggung jawab terhadap pertambahan penduduk di Indonesia.

Pendidikan kependudukan dilaksanakan melalui sekolah-sekolah, sehingga secara tidak langsung akan membentuk atau membina sikap dan perilaku yang responsif terhadap pemecahan masalah kependudukan sejak dini sampai usia lanjut. Langkah tersebut dengan melalui proses pembentukan perilaku, hidup berwawasan kependudukan melalui pendidikan formal, nonformal dan pemberian informasi menggunakan institusi- institusi pemerintahan masyarakat.

Membahas tentang bonus demografi, pasti akan selalu bersinggungan dengan peluang dan tantangan. Peluang yang  ada pada saat ini merupakan  pembukaan lapangan kerja serta peningkatan sumber daya manusia.

Peluang
Sekjen Kemenperi Sigit mengemukakan, tantangan yang dialami Indonesia dari dampak pandemi Covid-19 ini terhitung besar. Misalnya, terdapat 6,9 juta angkatan kerja yang menganggur, kemudian 3,5 juta karyawan yang dirumahkan, dan 3 juta angkatan kerja baru. “Angka yang besar mencapai 5% dari populasi Indonesia saat ini perlu disiapkan pekerjaan untuk menyerap produktivitas mereka," ungkapnya.

Terkait hal tersebut, Kemenperin menerbitkan izin operasional dan mobilitas kegiatan industri (IOMKI). Sampai Oktober 2020, sebanyak 18.183 IOMKI telah dikeluatkan untuk sejumlah sektor industri dengan total penyerapan tenaga kerja hingga 5,15 juta orang. Kami juga semakin gencar menarik investasi di sektor manufaktur, karena selama ini telah konsisten memberikan multiplier effect yang luas bagi perekonomian, di antaranya adalah penyerapan tenaga kerja. Selain itu, kami fokus menumbuhkan wirausaha industri baru, tuturnya. Menperin menambahkan, pemerintah sedang mendorong pembangunan ekonomi berbasis inovasi. “Ini sejalan dengan upaya pemerintah yang telah menerbitkan peraturan yang tidak hanya bisa menarik untuk manufakturnya saja, tetapi juga untuk menumbuhkan pusat inovasi di Indonesia,” tegasnya.
Regulasi itu adalah Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2019, yang mengatur pemberian insentif super tax deduction sebesar 200 persen bagi perusahaan yang melakukan pengembangan SDM berbasis kompetensi dan sampai 300 persen bagi perusahaan melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan di Indonesia.

Selain dengan Pendidikan Kependudukan dan Perilaku Hidup Berwawasan kependudukan, bonus demografi menjadi sebuah potensi atau peluang apabila pemerintah        mempersiapkan lapangan kerja. Menurut Sugiarto hanya dengan bekerja maka bonus demografi dapat dimanfaatkan dengan baik. Tetapi apabila tidak bekerja maka bonus demografi itu tidak bermanfaat bahkan dapat menimbulkan bahaya. Oleh karena itu, menurut Sugiarto, untuk dapat bekerja secara optimal setidaknya ada empat bidang garapan yang harus dilakukan. Bidang garapan pertama adalah melindungi penduduk yang sudah bekerja dapat terus bekerja. Kedua, bagaimana membuka kesempatan kerja agar angkatan kerja baru memperoleh tempat untuk bekerja. Ketiga, memfasilitasi penduduk yang bekerja terus bekerja dan memiliki produktifitas yang tinggi. Keempat, menyiapkan angkatan kerja baru agar memiliki kompetensi yang tinggi sesuai dengan permintaan pasar tenaga kerja (Ristekdikti.htm diakses tanggal 28 Oktober 2017).

Pemerintah mengklaim terus berupaya memanfaatkan bonus demografi demi mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satunya melalui peningkatan investasi sumber daya manusia (SDM) dan menciptakan sistem jaminan sosial berkelanjutan.Melihat hal itu, pemerintah berupaya memperbanyak investasi di bidang sumber daya manusia, kesehatan, dan memangkas lingkaran kemiskinan. "Dengan demikian, mereka yang dari kelompok keluarga miskin tidak kemudian menjadi miskin juga," ujar Sri Mulyani usai menghadiri Seminar Peringatan Hari Oeang ke-72 bertajuk Dialog Lintas Generasi: Melanjutkan Estafet Pembangunan Ekonomi Menuju Indonesia Emas 2045 di Jakarta, Rabu (31/10).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun