Mohon tunggu...
Mohdiyauddin
Mohdiyauddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Intropeksi diri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Masjid Akademisi Serasa Masjid Orang Awam

23 Juni 2022   07:57 Diperbarui: 23 Juni 2022   08:12 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dalam pentas masyarakat selalu menjadi bacaan pertama tentang berbagai macam hal pengetahuan, keagamaan serta berbagai hal. Masyarakat menitik pandangkan kepada mahasiswa dan tokoh masyarakat. 

Kedua memiliki peran besar dalam masyarakat dimana tokoh masyarakat mengayomi dan selalu mencoba mensejahterakan masyarakatnya serta mahasiswa dipandang sebagai akedemisi yang lebih unggul dari kehidupan masyarakat yang awam. Keduanya dijadikan kiblat dalam melihat pengetahuan dan dalam menata pikiran. 

Ya, keduanya adalah guru tak dibayar bagi masyarakat, masyarakat selalu nyaman dalam berbagai permasalahan selalu ada jawaban- jalan keluarnya secara teoritis sehingga masyrakat menerima dan masyarakat mencerna melalui agamanya.

Akan tetapi kata luhur harus selalu menjadi pedoman "bahwa guru harus bisa di gugu dan ditiru" artinya selain keduanya bisa memberi jawaban diberbagai permasalahan yang masyarakat alami tentunya juga keduanya harus memiliki prilaku yang patut dicontoh dan dilihat indah oleh masyarakat tidak mungkin masyarakat mengambil motivasi dari mashasiswa yang tidak bertingkah baik serta mengambil motivasi dari tokoh masyarakat yang mencuri. 

Semua tidak mungkin setiap kata kata indah dari motivator harus juga ada perilaku indah karena kata selalu berdampingan dengan kepribadian dan prilaku baik.

Penulis akan menocoba meraba kampus hijau bermisikan islam, masjid sebagai tempat ibadah yang suci dan selalu menjadi tempat yang patut dihormati sebab anggapanya masjid adalah rumah tuhan. 

Beda dengan rumah rumah biasa yang ditempati tidur nan makan. Dirumah kita bisa seenaknya numpang tidur, buang sampah sembarang, bahkan saat adzan berkumandang bisa saja didalam rumah kita tidak bergegas sholat malah buruknya kita melalaikan sholat. 

Berbeda dengan keadaan yang harus kita lakukan di masjid sebab disana adalah tempat nyaman nan sakral. Ke sakralan di masjid tersebut menjadi setiap orang yang masuk kedalamnya harus berprilaku sesopan sopannya. Sapaan adzan harus disapa secepat cepatnya. Dan harus segera dilaksanakan perintahnya dan semua itu adalah hal biasa dalam kehidupan masyarakata kita.

Selanjutnya yang menjadi topik pertama dalam pembahasan ini adalah keadaan masjid dalam kampus hijau tersebut. Ya kita kenali masjid sebagai tempat suci dan tempat sakral tuhan menerima curhatan. Dan kita ketahui masjid sebagai tempat ibadah muslim. Serta akademisi akan memanfaatkan itu semua dengan sebaik baiknya. 

Namun realitas berbeda pada kampus hijau tersebut dengan misi islami didalamnya. Tentunya didalam kampus hijau ini tidak aka nada orang beragama lain. Ada namun hanya pengunjung bukan sebagai mahasiswa aktif. Namun akademisi disana berbeda, selayaknya yang harus terpikir dalam benak kita adalah pemanfaattan masjid bagi mahasiswa. 

Undang dan prosedur yang kita ketahui adalah setiap sholat jamaah dilarang main hanphone dan dilarang rame hal utama inilah yang menjadi fokus utama pembahasan ini. Bahwa apa yang kemudian dilakukan mahasiwa tidak sesuai nalar selayaknya dalam pikiran. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun