Mohon tunggu...
Mohammad Shihab
Mohammad Shihab Mohon Tunggu... Dosen - Asisten Profesor

Mohammad Shihab adalah asisten profesor di bidang ilmu komunikasi di President University, Cikarang, Jawa Barat. Korespondensi e-mail shihab.my.id@gmail.com; website https://shihab.my.id

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Jokowi Unggul Konten, Prabowo Unggul Branding

18 Januari 2019   13:36 Diperbarui: 18 Januari 2019   13:41 311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Debat Pilpres 2019 telah menarik beragam komentar para ahli politik, hukum, HAM, dan terorisme. Tidak kalah menarik, debat Pilpres malam tadi juga bisa ditinjau dari perspektif ilmu komunikasi, khususnya dari segi pesan verbal dan nonverbal, dan branding.

Makna penampilan Capres-Cawapres

Kedua pasangan capres tampil dengan perbedaan gaya yang mencolok. Pasangan 01 tampil dengan kemeja koko berwarna putih. Pak Jokowi mengenakan celana hitam dan Pak Ma'ruf tampil bersarung. Menurut psikologi warna, putih adalah warna kesederhanaan, kemurnian, tidak bersalah, dan minimalis.

Sementara itu, pasangan 02 berbalut jas hitam lengkap berdasi. Jas adalah pakaian resmi dan formal. Jas sering digunakan dalam konteks bisnis dan melambangkan kewibawaan, elit, dan berkelas.

Kedua pasangan pun tidak lupa mengenakan kopiah. Selain sebagai perlengkapan umat Islam, kopiah juga merupakan simbol perjuangan, nasionalisme, dan kebangsaan karena atribut ini lekat dengan para pejuang nasional.

Penyampaian materi debat

Sejumlah pengamat menilai materi debat pasangan 01, meskipun tidak begitu memuaskan, lebih unggul dibanding pasangan 02. Tetapi, saya tidak ingin berkomentar soal konten materi debat.

Dalam sesi debat perdana ini, Pak Jokowi membuka debat dengan menyampaikan visi dan misi selama 2 menit. Ia mengawali paparannya dengan menyapa tokoh-tokoh penting, tetapi memakan waktu hingga setengah durasi yang diberikan. Alhasil, paparan Pak Jokowi yang sangat terstruktur tidak tersampaikan secara keseluruhan karena waktu keburu habis.

Di pihak seberang, Pak Prabowo menyampaikan paparannya tanpa menggunakan teks. Bagi saya, ini sangat beresiko karena paparannya bisa jadi melebar ke mana-mana karena tidak ada 'teks' yang memandu paparannya. Pesan yang saya tangkap sebagai audiens pun mengambang, kurang jelas.

Dari segi data, tim debat pasangan 01 berhasil memenangkan kepercayaan saya sebagai audiens. Dalam sesi tanya jawab antar paslon, Pak Jokowi mengajukan pertanyaan kepada pasangan lawan dengan merujuk pada sumber Indonesian Corruption Watch (ICW), lembaga independen yang notabene keras terhadap pemberantasan korupsi. Di pihak oposisi, argumen dan narasi yang dibangun masih terkesan "klaim" saja karena tidak menyebutkan sumber.

Kedua pasangan capres juga sebaiknya memanfaatkan waktu yang ada, khususnya untuk paslon 01. Banyak waktu yang tidak dimanfaatkan padahal seharusnya bisa dimanfaatkan dan pembagian peran sebaiknya merata sehingga tidak terkesan 'one man show.' Prabowo-Sandi unggul dalam memainkan peran karena saling bergantian menjawab dan Sandi tampil menambahkan argumen-argumen Pak Prabowo. Pembagian peran yang cukup harmonis. Ditambah lagi dengan Sandi yang sangat aktif mengulang frase "Prabowo-Sandi" di setiap kesempatan dalam setiap segmen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun