Mohon tunggu...
Mohammad Sofi
Mohammad Sofi Mohon Tunggu... Guru - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Role Playing" sebagai Salah Satu Bentuk Layanan BK

24 Oktober 2018   09:44 Diperbarui: 24 Oktober 2018   11:11 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pemberian layanan bimbingan dan konseling secara tradisional adalah dengan tatap muka secara perorangan. Adanya pertemuan antara konselor dengan klien adalah hal mencolok yang menjadi ciri khas layanan BK. Cara ini sampai sekarang masih terus digunakan dalam layanan konseling dan telah terbukti banyak memberikan kontribusi terhadap keberhasilan tujuan layanan konseling, khususnya pada layanan konseling mandiri(individual)

Seiring dengan perkembanagan zaman, layanan bimbingan konseling telah mengalami banyak kemajuan seiring dengan itu berkembang juga persoalan yang dihadapi klien. Perkembangan layanan bimbingan dan konseling dapat dilihat dari bentuk pelayannannya yang mulai bervariasi. Salah satunya telah muncul layanan bimbingan kelompok yang memasukkan permainan dalam pelaksanaan layanannya.

Ada banyak jenis permainan yang digunakan dalam jenis layanan ini, salah satunya adalah role playing. Role playing atau biasa disebut bermain peran adalah salah satu bentuk pelaksanaan layanan BK yang biasanya diterapkan pada sekolompok anak. Anak-anak yang mengikuti layanan bimbingan ini bisa berperan menjadi apapun yang dia inginkan. Misalnya mereka ingin berperan sebagai seorang polisi, maka mereka bisa seolah-olahb memerankan sosok polisi yang sesuai dengan apa yang ada dalam pikiran mereka, misalnya seorang polisi membawa pistol dan seolah-olah mengatur lalu lintas, maka anak tersebut mampu menirukannya.

Menurut Dr Kresno Mulyadi, SpKJ, diantara manfaat role playing adalah anak mampu menggali imajinasinya sendiri. Seperti yang telah dicontohkan sebelumnya tentang anak yang berperan sebagai polisi, mereka mampu menggunakan imajinasinya untuk menggambarkan dan memeran kan bagaiamana sosok seorang polisi. Selain itu role playing juga dapat membangun sosialisasi, karena permainan diterapkan pada sekelompok individu. Sehingga akan ada keterkaitan anatara satu peran dengan peran yang lain. Yang mana hal ini dapat menjadi pemicu munculnya sosialisasi antara individu satu dengan individu lain.

Dari sini dapat diketahui bahwa permainan, khususnya role playing atau bermain peran adalah salah satu media dalam bimbingan konseling untuk membantu menyelesaikan masalah klient, khusunya anak-anak. Karena anak mungkin belum mampu mengatakan apa masalah atau kesulitan yang dihadapinya. Tetapi dengan role playing ini, anak memperlihatkan perilakunya. Dari situlah konselor dapat mengetahui masalah anak tersebut dan mencari solusi bagaimana jalan keluarnya. Bahkan tidak menutup kemungkinan masalah yang dihadapi anak dapat terselesaikan dalam proses role playing yang selama ini diikutinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun