Mohon tunggu...
Mohammad Sofi
Mohammad Sofi Mohon Tunggu... Guru - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bimbingan Konseling Tak Seburuk Perkiraan Saya

25 September 2018   11:55 Diperbarui: 25 September 2018   14:49 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
helpwritingessays.net

Bimbingan Konseling atau lebih dikenal dengan BK adalah salah satu program sekolah yang terdiri dari beberapa guru BK dan bertugas mengatasi permasalahan akademik yang dialami siswa. Bahkan lebih luas dari itu BK juga menangani siswa yang bermasalah dengan peraturan sekolah, seperti bolos waktu pelajaran, sering  terlambat, berpakain tidak rapi dan beberapa perilaku yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah.

Saya mengenal bimbingan konseling sejak masuk di bangku MTs. Saat itu saya baru tau setiap beberapa minggu sekali guru BK mengadakan semacam sidak dengan bagian ketertiban untuk menggeledah isi tas siswa. Dan hasil dari sidak tersebut cukup mengejutkan. 

Di dalam tas siswa usia MTs di temukan rokok, korek, HP, atau semacamnya. Hal ini sangat memprihatinkan di dalam tas siswa tingkat menengah sudah ditemukan barang-barang semacam itu. Setelah itu mereka dibawa ke ruang BK untuk dimintai keterangan. Setelah melihat hal itu beberapa kali, saya berharap untuk tidak berurusan dengan BK.

Tetapi pada tahun kedua, saya mulai sering melakukan pelanggaran, meskipun tidak terlalu berat dan bukan termasuk kriminalitas. Yaitu sering terlambat dating ke sekolah. 

Bel masuk berbunyi jam 06.45, seharusnya 06.00 sudah harus berangkat dari rumah. Tetapi waktu itu, sebelum berangkat ke sekolah saya harus membantu ayah menyelesaikan pekerjaannya. Oleh karena itu baru bisa berangkat pukul 06.20. sehingga tak jarang jika tiba di sekolah gerbang sudah ditutup.

Pada suatu ketika, saya sudah terlambat sebanyak tiga kali dan hal itu langsung diketahui guru BK melalui buku catatan keterlambatan siswa. Tak butuh waktu lama, sayapun diminta ke ruang BK untuk membuat surat pernyataan. Dan yang lebih menyedihkan lagi, di antara beberapa siswa yang terlambat hanya saya yang dipanggil ke ruang BK. Siswa lainnya boleh kembali ke kelas karena mereka belum terlambat tiga kali.

Saya pun berjalan ke ruang BK dengan salah seorang guru BK yang sebenarnya tidak terlihat galak, menakutkan atau sejenisnya. Sepanjang perjalanan ke ruang BK yang ada dalam pikiran saya adalah pertanyaan apa yang nanti ditanyakan, apakah ada sanksi berupa panggilan orang tua, atau keadaan ruang BK yang tidak menyenangkan penuh dengan catatan siswa yang bermasalah, dan saya mulai berfikir apakah nama saya akan masuk dalam daftar-dartar tersebut.

Setelah masuk ke ruang BK, saya baru tau kalau ruang BK yang selama ini saya anggap tempat siswa bermasalah ternyata keadaannya tidaklah buruk. Saya baru tau kalau ruang BK itu lantainya bersih, rak buku tertata rapi dengan buku-buku yang tersusun di atasnya, meja dan kursi yang ditata sedemikian rupa, serta desain penataan ruangnya begitu nyaman. Kipas angin yang berputar dan wewangian yang ada membuat anggapan buruk tentang BK menjadi sirna.

Guru BK pun mulai bertanya tentang alasan keterlambatan dengan tenang dan dan senyum, tanpa ada isyarat marah di wajahnya. Sayapun memberi tahu alasan keterlambatan saya dan guru BK itu manasehati dengan cara yang baik dan anehnya selama di ruangan itu sama sekali tidak dimarahi. 

Guru BK itu memberi saran-saran yang baik dan membangun agar proses akademik di sekolah berjalan lancar dan tetap bisa membantu orang tua di rumah. Sambil menulis surat pernyataan yang ditugaskan saya mendengar dan meresapi nasehat guru BK itu. Bahkan sesekali guru BK juga menanyakan alamat tinggal, keadaan keluarga di rumah, dan pertanyaan ringan lainnya.

Setelah keluar dari ruangan BK tadi, saya baru sadar bahwa BK bukanlah tempat untuk anak-anak yang bermasalah dan tidak taat pada aturan. Mungkin itu benar, karena tugas BK adalah menangani hal itu. Selain itu BK juga mempunyai tugas untuk membantu siswa lain yang tidak bermasalaah dengan peraturan sekolah tetapi bermasalah dalam proses akademiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun