Mohon tunggu...
Mohamad Syafrudin
Mohamad Syafrudin Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya sekedar berbagi cerita ..........

Maaf dari dulu masih belajar bikin tulisan.......

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemudik Menangis, Antara Empati dan Tuntutan Tugas Seorang Aparat

7 Mei 2021   15:20 Diperbarui: 7 Mei 2021   18:26 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Screen shoot video youtube cnnindonesia

Berdasarkan etimologi bahasa, empati merupakan salah satu kata serapan dari Bahasa Yunani "emptheia" yang  berarti "ketertarikan fisik". Kata ini didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain.  Atau dapat diartikan bahwa empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.

Menurut Allport (1965), empati didefinisikan sebagai perubahan imajinasi seseorang ke dalam pikiran, perasaa, dan perilaku orang lain. Allport juga menitikberatkan pada peranan imitasi di dalam empati.

Sedangkan kalau kita lihat dalam pemahaman sederhana maka empati adalah kemampuan seseorang untuk memahami apa yang dirasakan orang lain, membayangkan diri sendiri berada pada posisi orang tersebut atau juga suatu kemauan dan kemampuan untuk mencoba melihat dari sudut pandang orang tersebut.

Manusia sudah mulai menunjukkan tanda-tanda empati sejak bayi dan akan semakin berkembang selama masa anak-anak dan remaja. Namun, tingkat empati seseorang bisa saja berbeda dengan orang lainnya. Ada orang yang mudah untuk berempati, ada pula yang sulit untuk melakukan hal tersebut.

Terkait empati ini, penulis tertarik dengan kejadian yang kemarin dan hari ini, Jumat (7/5/2021) masih viral di media di mana ada seorang pemudik wanita yang ngotot ingin mudik, akan tetapi ketika ketika disuruh balik kanan, si pemudik wanita ini justru menangis.

Video ini pertama kali diunggah oleh chanel cnnindonesia di youtube. Meski baru diunggah dua hari lalu, video berdurasi 38 detik dengan judul "Pemudik Menangis Saat Diminta Putar Balik" sudah disaksikan lebih dari 4,2 juta pemirsa.

Deskripsi video dengan kalimat " Diminta putar arah karena tidak memiliki surat bebas covid-19, seorang wanita yang akan mudik ke Lampung menggunakan sepeda motor menangis di pos penyekatan kawasan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, selasa siang" juga menjadi daya tarik sehingga mendongkrak video ini menjadi viral.

Dari informasi yang beredar, pemudik wanita pengendara sepeda motor tersebut hendak mudik dari Jakarta ke Lampung. Akan tetapi setibanya di pos penyekataan kawasan Jayanti, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (4/5/2021) dia diberhentikan polisi.

Saat pemeriksaan surat-surat kendaraan dan kelengkapan lainnya sebagai syarat mudik, ternyata si wanita tidak mengantongi salah satu syarat bagi pelaku perjalanan yaitu surat keterangan bebas COVID-19. Sesuai aturan, si wanita tersebut disuruh putar balik oleh petugas. Namun dia tidak langsung mematuhi perintah bapak polisi, bahkan kemudian menangis agar diperbolehkan mudik. Dari video , terlihat jelas matanya mengembang dan meneteskan air mata dari balik wajah yang tertutup masker dan kepalanya tertutup helm, menandakan betapa kepedihan dan kesedihan terpancar dari matanya.

Apalagi didorong dari pernyataannya yang mengaku dirinya sudah tak memiliki pekerjaan karena terimbas PHK. Sehingga tidak lagi memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya di Jakarta, terpaksa harus balik ke kampong halaman di Lampung. Lengkaplah sudah komponen sebuah empati!. Disengaja atau tidak, empati berhasil dipertunjukkan dengan apik oleh sang wanita sehingga akhirnya aparat atau Polisi kemudian mengizinkan sang wanit pemudik itu untuk melanjutkan perjalanan ke kampung halamannya.

Bila menonton video tersebut, maka dapat dipastikan siapapun, terutama yang memiliki empati tinggi pasti seperti ikut hanyut dan merasakan derita, kesedihan, kedukaan dan kebingungan yang dipertontonkan si wanita pemudik. Inilah empati murni welas asih, bukan sekedar empati kognitif atau emosional. Dan empati inilah yang juga dirasakan oleh aparat atau Polisi sehingga hampir semua komentar dalam tayangan video tersebut mengacungi jempol atas empati sang aparat Polisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun