Mohon tunggu...
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙
𝙔𝙖𝙢𝙞𝙣 𝙈𝙤𝙝𝙖𝙢𝙖𝙙 Mohon Tunggu... Guru - Ayah 3 anak, cucu seorang guru ngaji dan pemintal tali.

Guru SD yang "mengaku sebagai penulis". Saat kanak-kanak pernah tidak memiliki cita-cita. Hanya bisa menulis yang ringan-ringan belaka. Tangan kurus ini tidak kuat mengangkat yang berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kesadaran Berlalu Lintas, Tanggung Jawab Bersama

4 November 2022   21:12 Diperbarui: 5 November 2022   04:50 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang tadi saya ke rumah sakit menemani orang tua saya melakukan kontrol dokter setelah dirawat inap selama 5 hari seminggu yang lalu karena mengalami gangguan jantung.

Dalam perjalanan saya berpapasan dengan beragam pengendara yang menunjukkan rupa-rupa karakter. Seorang remaja perempuan dengan santai membuka handphone dengan tangan kiri dan tangan mengendalikan laju motor.

Sepasang tangan melingkari pinggulnya yang ramping. Tangan itu milik teman penumpangnya sesama remaja yang duduk di boncengan. Dagu penumpang itu bersandar di pundak pembonceng. Mereka melaju dengan kuda besi tanpa persneling sambil ngobrol. Tatapan pengendara itu bolak balik di antara layar smartphone dan jalan.

Apa yang dilakukan remaja pengendara itu tampak biasa, sebuah perilaku berkendara yang menjadi pertunjukan sehari-hari di jalanan yang bernama Indonesia. Tidak semua pengendara memiliki perilaku seperti di atas tetapi menjadi sesuatu yang kerap dilakukan banyak pengguna jalan tanpa "rasa berdosa". 

Prilaku pengendara itu sangatlah berbahaya tidak saja bagi dirinya tetapi juga orang lain. Berkendara sambil mengendalikan laju sepeda motor dengan satu tangan merupakan tindakan yang sangat beresiko. Belum lagi konsentrasi berkendara harus terbelah ke arah smartphone, jalan, dan ngobrol dengan penumpang. Resikonya menjadi berlipat ganda.

Rem motor matic umumnya dikendalikan pada stang kiri dan kanan. Rem depan pada stang kanan dan rem belakang pada stang kiri. Menggunakan rem depan untuk menghentikan laju sepeda motor sangat berbahaya. Motor bisa terpeleset. Saya sendiri lebih nyaman menggunakan rem belakang sebagai rem utama dan rem depan hanya bersifat membantu.

Bayangkan jika motor tengah melaju kemudian menggunakan rem depan secara mendadak. Bisa terjungkal. Kecuali para pemotor freestyle. Rem depan terlalu pakem, terutama yang sudah menggunakan disc brake (cakram). 

Berkendara dan berlalu lintas merupakan dua istilah yang terkesan sama tetapi memiliki perbedaan. Setiap orang yang berkendara pasti berlalu lintas. Orang yang berlalu lintas belum tentu sedang berkendara karena bisa saja dia seorang pejalan kaki (lihat Undang-undang No 22 tahun 2009)

Berkendara adalah bagaimana seseorang mengemudikan kendaraan, kemahiran menggunakan kendaraan. Berkendara adalah bagaimana menancap gas, teknik menginjak atau menarik tuas rem, menggunakan kopling, memindahkan perseneling, dan menjaga keseimbangan saat berada di atas kendaraan. Ini perlu kemahiran, keterampilan. Makin sering kita berkendara makin mahir pula menggunakan kendaraan. 

Berlalu lintas berarti bagaimana seseorang menggunakan jalan apakah dia menggunakan kendaraan bermotor, bersepeda, atau berjalan kaki. Berlalu lintas berarti tentang sikap pengguna jalan. Sikap itu bisa mengacu kepada sopan santun, ketaatan kepada rambu-rambu jalan, menghormati sesama pengguna jalan lain. Berlalu lintas berkaitan erat dengan kehidupan sosial di jalanan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun