NU sebagai basis ormas Islam tertua yang memperjuangkan politik kebangsaan. Melalui pendekatan kulturalnya dalam kegiatan rutinan Lailatul ijtima'nya, NU mengadakan deklarasi pemilu damai (12/04) di masjid Al-barokah.
Acara yang dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat NU baik kultural maupun struktural dari tingkat PC, MWC, Banom-Banom dan beberapa tokoh masyarakat kota Yogyakarta.
Untuk mewujudkan pemilu damai, jama'ah NU Yogyakarta dalam deklarasinya tersebut berkomitmen mengadakan pemilu yang bermartabat sesuai dengan poin-poin dari deklarasi yang dibacakan KH. Yazid Effendi Selaku ketua PC NU kota Yogyakarta dengan diiringi jama'ah.
"Pertama, siap mendukung KPU menyelenggarakan dan mewujudkan pemilu 2019 yang berkualitas dalam suasana aman, damai, sejuk, nyaman dan bermartabat diwilayah kota Yogyakarta. Kedua, menolak dan melawan segala bentuk fitnah, ujaran kebencian, berita Hoax dan politisasi isu SARA, dalam proses pemilu, yang dapat menimbulkan perpecahan dan merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Ketiga, menyerukan kepada lapisan masyarakat yang sudah mempunyai hak pilih, besok pada tanggal 17 April 2019 untuk menggunakan hak pilihnya denga sebaik-baiknya. Keempat, menolak penggunaan masjid dan tempat ibadah, untuk kepentingan politik praktis serta kegiatan yang mengarah kepada radikalisme dan anarkisme. Kelima, mengajak masyarakat untuk menggunakan medsos secara bijak dan konstruktif sebagai sarana yang membangun kelangsungan kehidupan kebangsaan yang harmonis."
Masyarakat juga di himbau oleh  TNI sebagai perwakilan dari komandan Kodim 0734 Yogyakarta, yang tidak bisa hadir secara langsung dalam acara tersebut "pertama, Membantu KPU mensosialisasikan pemilu. Kedua, Semua masyarakat diharapkan mencoblos, ketiga, Mari di awasi pemilu. keempat, siapapun yang terpilih (presiden, wakil presiden, mari ikuti programnya".
Dari rangkaian tersebut, NU berharap masyarakat tidak golput dan menggunakan hak pilihnya untuk menciptakan pemilu yang beradab