Mohon tunggu...
Moerni Tanjung
Moerni Tanjung Mohon Tunggu... Editor - founder of https://moerni.id

a father and a writer

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Polemik di Balik "Organisasi Bayangan"

28 September 2022   16:49 Diperbarui: 28 September 2022   16:53 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menteri Nadiem Makarim berbicara di markas PBB. Foto:harianterbit.com

Sorotan tengah tertuju ke Menteri Pendidikan. Kebudayaan. Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek). Nadiem Makarim. Gara-gara salah statement. Saat menyebut 'organisasi bayangan'. Di acara pertemuan transformasi pendidikan. Di markas PBB. Amerika Serikat. Pertengahan bulan ini.

Di forum internasional itu. Pria kelahiran Juli 1984 membeberkan. Ada 400 orang yang bekerja sebagai 'organisasi bayangan'. Semuanya di luar sistem kementrian. Mereja juga bukan vendor kementrian. Mereka terdiri dari; product manager, software engineer, data scientist. Tapi kerja mereka melekat pada kementrian. Bahkan seorang product manager. Sama levelnya dengan direktur jendral.

Polemik pun muncul. Orag-orang bertanya, siapa di balik 'organisasi bayangan' itu? Apa latar belakangannya? Apa tujuannya? Siapa yang membiayainya? Dan masih banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.

Wakil rakyat turun tangan. Nadiem dipanggil. Ditanya soal 400 orang 'organisasi bayangan'. Nadiem dicecar. Dikejar pertanyaan. Seputar tim bayangan. Dari tayangan televisi. Nadiem beberapa kali terlihat tertunduk. Entah apa arti gesture itu. Tapi sepertinya. Ia tersudut.

Nadiempun mengkoreksi. Di depan anggota DPR. Ia menyebut 400 orang tersebut. Adalah organisasi 'mirroring'. Maksudnya sebuah organisasi yang menjadi mitra kemendikbud. "Yang saya maskud. Organisasi ini adalah mirroring. Terhadap kementrian kami," ujarnya dikutip dari BBC Indonesia Senin (26/9).

 

Suami Franka Franklin akhirnya mengaku. Tim bayangan yang ia gembar-gemborkan. Adalah vendor. Namanya GovTech Edu. Anak perusahaanya PT Telkom. 

Kemendikbud-Ristek dan GovTech Edu sudah bekerjasama sejak 2020. Ada lima produk yang sudah dihasilkan. Yakni; Merdeka Mengajar. ARKAS. SIPLah. Kampus Merdeka. Rapor Pendidikan. Dan Belajar.id.

Itu diakui juga oleh Direktur Digital Bisnis Telkom. Fajrin Rasyid. Kata dia, GovTech Edu sudah berkali-kali menang tender. Di Kemendikbud-Ristek. (moerni)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun