Mohon tunggu...
Modesta
Modesta Mohon Tunggu... Petani - Be Modest

Out of the box

Selanjutnya

Tutup

Love

Perceraian: Rumah rasa Nge-Kost

8 Mei 2021   06:00 Diperbarui: 4 November 2021   08:00 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak dari manusia menjadikan menikah adalah tujuan hidup, cita-cita, capaian kehidupan atau bahkan beranggapan dengan menikah adalah bahagia. Terkadang tujuan orang menikah itu karena tuntutan usia, tuntutan keluarga, tuntutan sosial, tuntutan ekonomi bahkan dorongan biologis.

Nyatanya dengan menikah merupakan penyatuan dua individu yang berbeda. Berbeda latar belakang, pola asuh, pendidikan, karakter, sosial budaya, dll. Ada banyak penyesuaian yang harus dilakukan di dalam sebuah pernikahan, mulai dari penyesuaian visi misi, penyesuaian tujuan, penyesuaian gaya hidup hingga kebiasaan masing-masing pasangan. 

Fisik, uang, gelar dan status sosial bukanlah suatu jaminan sebuah pernikahan akan berlangsung awet dan langgeng. Semua hal tersebut dapat lah berubah sejalannya waktu. Seperti berita baru-baru ini mengenai  pasangan berkecukupan dan tersohor di dunia dikabarkan memutuskan untuk berpisah setelah 27 tahun bersama dalam sebuah ikatan pernikahan.

Banyaklah hal yang dapat menyebabkan sebuah pernikahan itu terganggu, mulai dari keegoisan, ekonomi, perubahan tingkah laku, faktor yang berasal dari luar dan banyak hal lainnya yang dapat saja timbul. Dampak yang mungkin terjadi pastilah akan sangat merugikan baik bagi pasangan itu sendiri maupun untuk buah hati mereka. 

divorce
divorce
Gesekan yang ada di dalam kehidupan berumah tangga biasanya akan menimbulkan rasa tidak nyaman, rasa serba salah, rasa marah hingga mungkin sampai pada rasa saling membenci. Bahkan komunikasi pun terkadang mulai tidak baik dan pastinya akan berakibat kesalahpahaman diantara pasangan suami istri. Alih alih menghindari pertengkaran, banyak dari pasangan menjadikan rumah bagaikan tempat kost. Menyibukan diri seharian di luar rumah entah bekerja atau kegiatan lainnya dan pulang saat hari sudah malam. Hingga berulang setiap harinya untuk mengurangi intensitas bertemu.

Lalu dampak apa yang terjadi kepada anak? Kebingungan, kesedihan, kekecewaan, dll. Seorang anak remaja laki-laki  di jakarta terlihat bahagia, bergaul, memiliki banyak aktivitas dan terkadang menjadi motivator untuk teman-temannya. Namun suatu waktu dia bisa menjadi sangat murung, menangis, hingga menyakiti diri sendiri di kala ia melihat sebuah keluarga utuh dengan orangtua lengkap. Hal ini sangatlah menyiksa bagi remaja tersebut, hingga menjadikan rumah serasa kost yang hanya ingin dihampiri saat malam tiba. 

Children
Children
Setiap individu rasanya tidak memiliki tujuan untuk bercerai saat mereka memutuskan untuk menjalin hubungan di dalam sebuah ikatan pernikahan. namun nyatanya banyak masalah yang akan timbul dari dalam maupun dari luar pernikahan itu sendiri. tentunya hal ini merupakan bagian yang tidak dapat dihindari, setiap pernikahan tentunya haruslah memiliki komitmen dan melihat kembali Visi, Misi dan tujuan dari pernikahan tersebut. sehingga ketika masalah datang pasangan dapat mencari penyelesaian masalah secara bijaksana. namun ketika pasangan merasa tidak dapat menyelesaikan masalah tersebut harapannya dapat saling mengevaluasi diri terlebih dahulu atau meminta bantuan kepada konsultan pernikahan bahkan kepada pemuka agama yang dipercaya sehingga tidak mengambil keputusan Perceraian yang dampaknya mungkin tidak baik bagi pasangan tersebut ataupun anak nantinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun