Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Penulis - Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jatuh Bangun dalam Kehidupan adalah Sunnatullah

28 November 2022   21:15 Diperbarui: 29 November 2022   06:06 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejak kecil sudah peduli dengan teman dan saling pengertian. Jadikan mereka kritis dan peka terahadap lingkungan sekitar (Foto: Dok/Diq)

Jatuh bangun dalam kehiupan umat manusia merupakan hal biasa, Gagal dalam kehidupan secara sosial dan pekerjaan juga merupakan rutinitas alam. "Kalau mendung hitam sudah diatas kepala, Jangan larang hujan turun ke bumi. Kalau angin bertiup dengan kencangnya. Jangan larang daun-daun kering berguguran".  Jadi kita sebagai insan manusia, apapun kondisi dan keadaannya harus kita sukuri  demi masa depan yang  cerah (baik). 

Belum tentu tentara yang berjuang mengangkat bedil ke medan peperangan disebut pemberani. Pengecut di medan perang juga maju memanggul senjata menghadapi musuh namun dengan tangan menggigil. Sebaliknya pada jaman kemerdekaan banyak rakyat yang maju perang dengan semangat dan senjata bambu runcing namun tidak merasa gentar sedikitpun. Lantas siapa yang disebut pemberani itu?

Pemberani adalah siapa saja yang sanggup menghadapi kesulitan dan tantangan tanpa kehilangan akal. Bukanlah hanya di medan perang saja keberanian itu ada, namun di setiap jengkal kehidupan pasti ada rintangan dan hambatan yang butuh keberanian. Oleh sebab itu selama masih ada keberanian di dalam jiwa maka betapa besarnya kesulitan yang dihadapi dipastikan akan terselesaikan.

Bagi seorang guru olah raga telah mengajarkan nilai keberanian kepada siswanya. Bukan hanya mengajarkan berani menerima kemenangan akan tetapi juga berani menerima kekalahan. 

Seorang wirausaha tidak cepat bergembira saat mendapatkan keberhasilan dan tidak cepat berduka ketika mengalami kebangkrutan. Orang yang berani memanjat harus berani menghadapi kejatuhan. Jatuh- bangun dalam kehidupan adalah sunatullah. Banyak orang akan menunggu reaksi Seorang pemberani, apakah dia bangkit lagi atau tersungkur dan tumbang setelah jatuh.

Berani menghadapi siapapun, termasuk menghadapi guru kritis dan bertanggungjawab (Foto: Dok/Diq)
Berani menghadapi siapapun, termasuk menghadapi guru kritis dan bertanggungjawab (Foto: Dok/Diq)
Tanda berani adalah sikap tenang dan tidak gugup terhadap apapun dan siapapun yang dihadapi. Jadilah orang pemberani, berani memulai perubahan tidak menunggu-nunggu meski mendapatkan tantangan. Seorang pemberani selalu berprinsip pada idealisme kusut akan terurai dan keruh akan terjernihkan. Saat engkau ada keberanian ketika itulah engkau memiliki pribadi.

Takut gagal dalam memulai adalah gagal yang sejati, takut mati adalah mati sebelum mati. Hidup adalah gerak dan gerak adalah perubahan dan dinamika. Mencari kemenangan butuh gerak, oleh sebab itu belajarlah dan beranikanlah tertawa pada saat kematian angin seperti halnya tertawa di waktu dihembus angin. (Diq)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun