Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelusuri Jejak Kemiliteran Brigjend Ki Syam'un (1)

26 Mei 2018   22:39 Diperbarui: 28 Mei 2018   22:49 1142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Brigjend. Ki Syam'un, pendiri Al-Khairiyah Citangkil, foto www.intelijen.co.id.

Nama Brigjend KH Syam'un atau  Ki Syam'un bukan nama yang asing bagi masyarakat Banten, bahkan bisa dikatakan punya arti tersendiri bagi sejarah Pendidikan Islam dan politik pemerintahan serta sejarah  kemiliteran di Banten.

Ki Syam'un adalah Tokoh Ulama/Kyai yang berjuang memajukan Pendidikan (Islam) sejak zaman Belanda, Jepang hingga zaman Revolusi Kemerdekaan. Sebagai Kyai terkemuka, beliau adalah pendiri Perguruan Islam Al-Khairiyah Citangkil Cilegon.

Dalam perjalanan politik pemerintahan, Ki Syam'un adalah Bupati pertama Serang pasca Kemerdekaan menggantikan  Bupati Hilman Jayadiningrat yang di daulat rakyat. Pengangkatan Ki Syam'un sebagai Bupati Serang inipun sangat unik yakni kesepakatan rakyat melalui rapat akbar.

Sedangkan dalam bidang kemeliteran sebagai tongggak perjuangan menuju Kemerdekaan, Ki Syam'un  awalnya  bergabung dengan badan perjuangan bentukan jepang yang disebut Pembela Tanah Air (PETA) hingga masuk ke BKR/ TKR sebagai cikal bakal TNI/ABRI.

Untuk menelusuri jejak perjuangan Ki Syam'un dalam tiga aspek diatas, yakni sebagai tokoh ulama/Kyai dan  sebagai Bupati Serang yang pertama serta dalam bidang kemiliteran dalam heroisme perjuangan kemerdekaan, tentunya memerlukan data yang konferhensip.

Oleh karena itu tulisan ini hanya akan membatasi pada aspek yang terahir yakni aspek perjuangan kemiliteran Ki Syam'un hususnya dalam memeperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia dengan diawali penelusuran jejak geneologis Ki Syam'un.

Geneologis Ki Syam'un.

Secara geneologis, Ki Syam'un lahir dari darah pejuang anti Belanda dari garis  perempuan. Ayahnya bernama H Alwiyan, sedangkan Ibunya bernama Hj Siti Hajar yang merupakan anak perempuan Ki Wasid. Ki Wasid mempunyai dua orang anak, yakni  satu orang anak perempuan (Hj Siti Hajar) dan satu lagi anak laki laki bernama Yasin yang sekarang  diabadikan menjadi salah satu jalan di komplek PT Krakatau Steel yakni Jl. KH, Yasin Beji.

Ki Wasid adalah tokoh pemantik pemberontakan terhadap Belanda di Cilegon pada tahun 1888 atau yang biasa dikenal dengan Pemberontakan Geger Cilegon. Peristiwa ini dikupas secara ilmiah melalui disertasi Sartono Kartodirjo dalam rangka memperoleh gelar doctor di Universitas Amesterdam Belanda dengan judul Pemberontakan Petani Banten 1888.

Jika dihitung dari jeda masa Pemberontakan Geger Cilegon, Ki Syam'un lahir setelah 6 tahun dari terjadinya PeristiwaPemberontakan Cilegon  tepatnya pada tahun 1894, itu artinya bahwa Ibu Ki Syam'un (Hj. Siti Hajar) mengetahui betul gejolak perjuangan ayahnya (Ki Wasid) dalam pemberontakan Geger Cilegon.

Adapun nama dari Ibu Siti Hajar atau nenek Ki Syam'un, sejauh ini saya belum menemukan literatur yang memastikan. Ada kemungkinan nama nenek Ki Syam'un adalah Nyi Kasidah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun