Mohon tunggu...
Moch. Marsa Taufiqurrohman
Moch. Marsa Taufiqurrohman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Hukum (yang nggak nulis tentang hukum)

Seorang anak yang lahir sebagai kado terindah untuk ulangtahun ke-23 Ibundanya.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Semangat Berbagi Menjadi Pelajaran Penting yang Diberikan Covid-19

5 Mei 2020   16:32 Diperbarui: 5 Mei 2020   16:34 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Covid-19 yang sementara ini sudah menyebar di 194 negara, memaksa setiap warga menghentikan aktivitasnya di ruang publik. Tak terkecuali di Indonesia, pemerintah semakin giat menggalakkan pentingnya melakukan aktivitas atau kerja di rumah.

Sehingga tak ayal jika Di rumah saja, sosial distancing, physical distancing, dan beberapa bentuk penghindaran lainnya menjadi beberapa kalimat yang lagi "ngartis" di seluruh belahan benua.

Bagi pekerja kelas menengah yang masih dapat memperoleh pendapatan tetap setiap bulannya, mungkin seruan bekerja di rumah akan menjadi hal yang masih dapat kondusif untuk mempertahankan produktivitasnya. Namun, bagi masyarakat yang bekerja di sektor informal, kesehariannya menjadi kuli atau buruh pabrik, dan aktivitas ekonominya di pasar ataupun jalanan, tentu seruan di rumah saja menjadi ancaman tersendiri bagi keberlangsungan hajat hidup mereka.

Pada titik inilah, berbagai kebijakan di rumah saja mulai menuai dilema dalam kehidupan masyarakat. Meskipun harus disadari pula, dalam suasana paceklik global yang kian akut ini, seruan di rumah saja adalah cara paling memungkinkan dan terjangkau dilakukan. Setidaknya, merujuk pada konsep maqashid syariah, seruan di rumah saja menjadi sebuah syadz adz dzariah (mengorbankan satu aspek guna menghindar kemudaratan demi mencapai keselamatan yang lebih besar).

Sehingga di rumah saja adalah langkah paling rasional yang diambil pemerintah agar bisa mengurai kerumunan publik. Kebijakan ini juga setidaknya dapat mengurangi kontak fisik yang ditengarai sebagai salah satu faktor utama sebaran Covid-19.

Meski setidaknya Covid-19 sedikit banyak telah memberikan kita pelajaran dan hikmah kehidupan. Saat seruan di rumah saja dan social distancing atau physical distancing benar-benar masif dilaksanakan, masyarakat merespon hal tersebut dengan berbagai macam hal. Kita singkirkan terlebih dahulu "sambatan" kita terhadap kepanikan masyarakat untuk melihat beberapa hikmah positif di balik ini semua. Bahwa Covid-19 juga membuat suasana sosial yang sangat membanggakan di berbagai lapisan masyarakat.

Spirit Filantropis

Di berbagai daerah, muncul gerakan sipil yang menghimpun bantuan masyarakat yang diperuntukkan bagi para pegiat penanganan Covid-19 ataupun kelompok rentan yang mengalami kesusahan ekonomi. Gerakan sipil ini menggemakan spirit filantropis untuk mengatasi berbagai masalah ekonomi dan masalah penanganan medis.

Hal tersebut seperti yang dilakukan beberapa kelompok sipil yang hingga kini sudah menghimpun sejumlah dana untuk dibagikan ke berbagai pihak yang membutuhkan. Kehadiran mereka menjadi sebuah oase di tengah dahaga kepedulian yang sebelum ini, dihantui egoisme dan individualisme sebagian orang yang memborong berbagai alat medis dan kebutuhan mendasar lainnya.

Pada saat masyarakat Indonesia diterpa kepanikan sosial dan kecemasan berlebihan, apa yang dilakukan kelompok sipil yang menyulutkan gerakan berderma seolah mengembalikan fitrah Indonesia, sebagai negara guyub, saling membantu dan berbagi.

Setidaknya, kemerdekaan Indonesia yang begitu panjang proses perjuangan dan pengorbanannya secara bersama-sama menjadi bukti historis. Indonesia adalah negara yang dibesarkan oleh spirit filantropis. Meskipun demikian, dalam proses berdermanya, masing-masing warga memainkan peran berbeda-beda hingga akhirnya cita-cita lama yang diimpikan segenap rakyat Indonesia bisa tercapai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun