Mohon tunggu...
Mochammad Rizal Adje Cahyono
Mochammad Rizal Adje Cahyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Saya suka dengan seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tuban VS Kemiskinan

12 Oktober 2022   21:59 Diperbarui: 12 Oktober 2022   22:30 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

                Tuban salah satu kota di utara pulau jawa yang menjadi penghubung antara provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah. The spirit of harmony adalah city branding dari Kabupaten Tuban yang berarti semangat dalam harmoni. Warga Tuban diharapkan memiliki semangat yang tinggi dalam berbagai keberagaman yang ada guna mencapai keharmonian antar warga. Kabupaten Tuban yang dikenal dengan hasil tangkapan lautnya menjadikan nelayan termasuk kedalam mata pencaharian utama penduduk Kabupaten Tuban. Bukan hanya nelayan mata pencaharian utama di Kabupaten Tuban. Tetapi, petani juga termasuk mata pencaharian utama masyarakat Tuban. Dengan wilayah yang luas akan hamparan sawah hijau, tentunya juga membuat sektor ini tidak kalah menonjol. Hingga membuat Tuban menjadi salah satu pengekspor tanaman pangan Provinsi Jawa Timur.

                Tuban dulunya yang menjadi pelabuhan utara pesisir utara jawa pula menjadikan Kabupaten ini eksis sampai sekarang. Kemolekkan pantainya membuat Kabupaten ini kaya akan wisata pantai yang siap memanjakan mata para wisatawan. Wisata religi Sunan Bonang sendiri tidak kalah eksis dikalangan peziarah. Karena setiap harinya Makam Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) tidak pernah sepi peziarah. Selain itu, Wisata alam Air terjun putri nglirip tidak kalah indahnya. Air terjun yang bagaikan tirai yang menyembunyikan sesuatu didalamnya memancar dari atas air gemericik indah bak jatuh menyinari tampungan. Bangunan Klenteng bersejarahpun menjadi kebanggaan Kabupaten Tuban pasalnya Klenteng yang bernama Kwan Sing Bio ini adalah Klenteng terbesar se-Asia Tenggara. Klenteng yang menghadap kelaut ini gagah berdiri di pinggir jalan Pantura. Selain Klenteng Tuban juga mempunyai Masjid Agung yang indah nan megah. Para peziarah menjadikan opsi setelah berziarah ke makam Sunan Bonang tak lupa mampir juga ke Masjid Agung Kabupaten Tuban. Masjid yang berada di sebelah barat alun-alun ini berdiri megah dengan cat yang dominan warna biru. 

                Tuban Kabupaten yang mulai berkembang dengan beberapa pembangunan industri di kawasan kabupaten ini, mulai dengan industri semen hingga kawasan pertamina juga ada. Pembangunan industri ini juga tentunya dapat menambah penghasilan Kabupaten Tuban sendiri. Akan tetapi, beberapa masyarakat Kabupaten Tuban kurang pandai dalam menyikapinya. Hal ini membuat kesenjangan yang semakin nampak, contohnya dengan masalah kemiskinan.

                Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana saat ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti sandang, pangan, papan, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan sendiri dapat diakibatkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan pokok, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah suatu daerah tapi termasuk kedalam masalah global yang dimanapun pasti menjumpai masalah ini. Tidak menutup kemungkinan kemiskinan juga menjadi masalah di Kabupaten Tuban. Pasalnya Kabupaten Tuban termasuk kedalam peringkat 5 Kabupaten dengan persentase kemiskinan tertinggi di Provinsi Jawa Timur.

Dilansir dari data BPS kabupaten Tuban pada bulan Maret 2021 mencapai angka 192,58 ribu jiwa. Jumlah ini bertambah sebesar 5,44 ribu jiwa, apabila dibandingkan dengan kondisi Maret 2020 yang waktu itu berkisar 187,13 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin di Kabupaten Tuban juga mengalami peningkatan dari 15,91% pada bulan Maret 2020 menjadi sebesar 16,31% pada bulan Maret 2021. Walau hanya mengalami peningkatan 0.4% Kabupaten Tuban tetap tercatat sebagai peringkat 5 Kabupaten dengan angka kemiskinan tertinggi di Jawa Timur. Garis kemiskinan di Kabupaten Tuban pada 2021 sebesar Rp.388.176,00 per kapita per bulan, bertambah sebesar Rp.16.711,00 per kapita per bulan dan meningkat bila dibandingkan dengan kondisi bulan Maret 2020 yang sebesar Rp.371.465,00. Pada Maret 2021, secara rata-rata rumah tangga miskin di Kabupaten Tuban memiliki 4,07 orang miskin anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya garis kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata adalah Rp. 1.579.876,32 per rumah tangga miskin. Indeks kemiskinan (P1) Kabupaten Tuban Maret 2021 sebesar 3,26. Kondisi tersebut mengalami kenaikan sebesar 0,99 poin dibandingkan Maret 2020 yaitu 2,27. Sedangkan, Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) Kabupaten Tuban Maret 2021 sebesar 0,86 mengalami peningkatan sebesar 0,38 poin dibandingkan dengan kondisi pada bulan Maret 2020 yaitu 0,48.

Angka kemiskinan Kabupaten Tuban tahun 2021 masih lebih tinggi daripada daerah tetangganya yaitu Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Bojonegoro. Menunjukkan bahwa masyarakat dan pemerintah Kabupaten Tuban kurang tanggap dengan kondisi yang ada. Jika permasalahan seperti ini tidak kunjung menemui titik terang akan tersu menghambat perkembangan Kabupaten Tuban.

Karakteristik kemiskinan Kabupaten Tuban pada tahun 2021 dapat dilihat dari beberapa aspek. Karakteristik sosial demografi bahwa persentase rumah tangga miskin dengan kepala rumah tangga miskin berjenis kelamin pria lebih tinggi dibanding rumah tangga miskin dengan kepala keluarga berjenis kelamin wanita. Rata-rata jumlah anggota rumah tangga untuk rumah tangga miskin lebih besar dibanding rumah tangga tidak miskin. Angka melek huruf juga menjadi salah satu faktornya. Angka melek huruf baik penduduk miskin maupun tidak miskin pada usia 45 keatas lebih rendah dibanding dengan kelompok 15-44 tahun, padahal pada usia tersebut merupakan usia produktif untuk bekerja. Bila dilihat dari angka partisipasi sekolahpun angka penduduk miskin lebih rendah daripada penduduk tidak miskin.

Kemiskinan yang ada di Kabupaten Tuban secara tidak langsung bisa tampak di pusat kota. Kesenjangan tersebut bisa tampak dikarenakan adanya kawasan pemukiman kumuh di pesisir Kabupaten Tuban, Wilayah ini tidak lain adalah Kelurahan kingking. Dalam aspek perekonomian sendiri warga Kelurahan Kingking bertumpu pada sektor laut. Sebenarnya jika para warga dapat mengelola dan mengolah sektor tersebut dengan baik tentunya bisa meminimalisir angka kemiskinan. Tentunya bukan hanya faktor warga sendiri, pemerintah tentunya harus lebih peduli terhadap warga Kelurahan kingking dengan salah satu caranya sering melakukan sosialisasi guna meningkatkan kinerja warga setempat. Tak menutup kemungkinan faktor garis turunan juga menjadi penyebabnya yaitu warga yang tidak ingin pindah agar menjadi lebih baik seakan makin menetap disana.

Tentunya penampakan kemiskinan bukan hanya di pusat kota. Hingga kepelosok desapun tentunya masih ada. Malah di pelosok desa bisa dikatan parah karena kurang terjamah dari pusat kota. Kemiskinan pada desa ini biasanya diakibatkan karena kurangnya pendidikan dan menganggap desa adalah zona nyaman mereka. Warga desa yang kurang terjamah itu pun juga tidak dapat menikmati fasilitas yang ada di kota. Pemerataan fasilitas yang tidak merata itupun menjadikan warga desa kurang bisa berbenah diri. 

Dengan ini tentunya dapat mengganggu pembangunan berkelanjutan yang ada di Kabupaten Tuban. Karena telah menghambat pada beberapa tujuan yaitu tanpa kemiskinan,tanpa kelaparan, Kehidupan sehat dan sejahtera, pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi, Berkurangnya kesenjangan serta kemitraan mencapai tujuan. 

Dengan adanya digitalisasi dan mulai pulihnya perekonomian di masa transisi ini semoga masyarakat dan pemerintah lebih sadar dan tanggap akan menangani masalah ini lagi. Kemiskinan ini harus di perkecil lagi angkanya. Jadikan masalah kemiskinan ini menjadi tantangan yang akan bisa ditangguhkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun