Mohon tunggu...
Mochammad Nizar
Mochammad Nizar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajaran

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Diary

Malaikat Tanpa Sayap dengan Kasih Sayang

20 Mei 2022   08:30 Diperbarui: 20 Mei 2022   09:25 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Berikut adalah kisah dari malaikat tak bersayap menurut versi saya yakni ibu. Beliau membesarkan kedua anaknya dengan kesabaran dan penuh kasih sayang, yaitu membesarkan kakak perempuan saya dan saya sendiri. Sebagian rasa sayang terhadap ibu saya tidak bisa saya ungkapan dengan kata-kata saja, saya ingin mengantarkan ibu saya ke Mekkah dan hal itu termasuk dalam list cita-cita saya.

Sifat ibu saya sangatlah berbeda dengan ayah saya. Kalau sifat ayah saya tegas, disiplin, dan sedikit keras dalam hal mendidik namun ibu saya adalah kebalikannya yaitu sabar, lemah lembut. Beliau adalah lulusan S1 dari Universitas Ikip Budi Utomo tapi saya lupa jurusannya dan sekarang beliau menjadi Guru Tk di Muslimat NU 21. 

Saya ingat dahulu pada saat kecil pernah diajak ibu saya kuliah dikelasnya pada saat mencari ilmu di kuliahannya. Beliau mengajarkan banyak hal kepada saya tentang sopan santun atau adab kepada orang yang lebih tua. Bagi saya seorang ibu itu adalah pahlawan sekaligus mentor dalam berbagai hal. Beliau selalu memberi saran kepada saya dan memberi nasehat jika saya melakukan suatu kesalahan.

Seorang ibu tahu bagaimana cara untuk membuat anaknya hormat dan patuh dalam berbagai hal. Kemudian juga tau cara menasehati sang anak suapaya tidak sakit hati. 

Beliau juga tau cara untuk membuat saya bahagia dengan cara memasakkan makanan kesukaan saya yaitu tumis kangkung dan tahu krispi wkwk. 

Dengan hal itu saja saya cukup merasa senang karena beliau pernah berkata kepada saya makanlah dengan apa adanya dengan mensyukuri hal itu kamu dapat meresakan kenikmatan pada makanan tersebut dan kalau mendapat rezeki lebih jangan lupa berbagi kepada kakakmu.

Ibukku merupakan sosok wanita yang kuat, beliau ikut bekerja membantu ayah saya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Kemudian setiap hari juga harus bangun pagi untuk menyiapkan sarapan bagi keluarganya dan melajutkan mengajar anak TK, tidak menutup kemungkinan beliau untuk tidak merasaka lelah.

Mungkin saya kalau tidak ada ibu bukanlah siapa-siapa, karena beliau lah yang mendukung dalam setiap keputusan yang saya ambil. Kemudian saya adalah anak terakhir dalam keluarga jadi saya lah yang nanti menjaga kedua orang tua saya dan hal itu merupakan contoh cara berbakti kepada orang tua. 

Saya mencoba membalas jasa kedua orang tua saya, meskipun saja jasa kedua orang tua tidak akan bisa dibalas oleh seorang anak. Tugas utamanya adalah berbakti dan sebisa mungkin jangan samapi membuat orang tua meneteskan air mata.

Karena ridho Allah SWT tergantung dari ridho seorang ibu jika ibu itu ridho kepada anaknya maka Allah SWT juga kan meridhoi, oleh karena itu saya sangatlah hormat kepada ibu saya serta melakukan perintahnya dalam segala urusan. Saya sangat takut jika seorag ibu menangis melihat perilaku anaknya di mata masyarakat. 

Seorang ibu sangatlah sabar dalam mendidik anaknya, seperti saat masih bayi rela berjaga di setiap malam pada saat bayi itu menangis dan pada saat beranjak balita beliau lah yang mengajari berbica, berjalan, dan menyuapi dia makan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun