Mohon tunggu...
Mochammad Ariq Ajaba
Mochammad Ariq Ajaba Mohon Tunggu... Pramusaji - Mahasiswa Pemikiran Politik Islam IAIN Kudus

Seorang mahasiswa yang berusaha peduli tentang dunia perpolitikan di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Datangnya Kedamaian Hati Tatkala "Golden Sunrise" Menyambut Pagi

8 Juli 2020   00:25 Diperbarui: 8 Juli 2020   00:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menikmati Golden Sunrise di Puncak 29/dokpri

Mungkin bagi kalian pernah menyaksikan betapa indahnya Sang Surya terbit dari ufuk timur. Salah satu kebesaran Tuhan Yang Maha Esa yang tak bisa tertandingi oleh apapun. Dengan malu-malu, Sang Surya menampakkan diri secara perlahan-lahan, menandakan hari esok telah tiba. Menandakan juga, segala aktivitas insan dimuka bumi ini segera dimulai dengan harapan-harapan yang ingin mereka wujudkan sesuai dengan do'a-do'a yang telah mereka lantunkan kepada Sang Khaliq. 

Tapi, pernahkah kalian menyaksikan Sang Surya terbit dengan penuh penghayatan? Sejenak saja, apa yang kalian dapatkan? Apalagi, menyaksikannya di puncak gunung, bila mata menyorot ke segala arah hadir perpaduan warna kuning keemasan yang menambah warna biru di langit. Subhanallah. Inilah kebanyakan orang menyebutnya "Golden Sunrise".

Umumnya, bila masyarakat terlintas mendengarkan sebutan golden sunrise, pasti tertuju pada kawasan Golden Sunrise Sikunir, Dieng. Namun fenomena tersebut terjadi tatkala penulis berada di Puncak 29 atau sering disebut Puncak Songolikur, salah satu dari lima puncak yang terdapat di Gunung Muria Jawa Tengah. Dan menjadi pendakian kedua penulis setelah pendakian pertama di Puncak Natas Angin, Gunung Muria. Mungkin yang belum membaca bisa cek di artikel penulis lainnya, jangan lupa mampir ya.

Baik. Sedikit mengulik tentang fenomena alam yang terjadi pada saat itu, yaitu Golden Sunrise. Dimana langit seakan-akan berubah warnanya menjadi kuning keemasan, serta beberapa awan juga berwarna sedemikian rupa karena pantulan sinar-sinar Sang Surya. Seperti itulah penulis dalam mendefinisikan golden sunrise, detail nya bisa searching sendiri ya. Hehehe.

Maka dari itu, tak khayal jika banyak orang-orang yang terbius akan indahnya golden sunrise. Seakan-akan pasang sorot mata terhipnotis tak ingin mengalihkan pandangan ke hal lain jika golden sunrise menyambut datangnya pagi. Sikap tersebut sama halnya terjadi pada penulis kala itu, dengan kedua tangan yang ia masukkan ke saku celana karena hawa dingin yang menusuk tulang, sembari duduk diam di atas bebatuan yang ada di puncak. 

Tak sampai disitu saja, penulis juga menahan rasa kantuk yang masih terasakan namun tak ingin melewati fenomena alam yang sungguh indah ini. Membuat penulis sesekali berdecak kagum atas nikmat Yang Maha Kuasa yang telah diberikan kepada seluruh insan dimuka bumi ini.

Ada hal yang tidak sengaja penulis rasakan disaat menyambut golden sunrise, dan ini pasti dirasakan oleh setiap insan pada umumnya. Yaitu rasa kedamaian pada hati yang hadir begitu saja dan tak tau sejak kapan rasa itu tiba-tiba hadir. Seolah-olah berbagai urusan duniawi, beban pikiran, seakan menghilang entah kemana disaat mendapakan suasana damai sedemikian rupa. Senada dengan lirik pada salah satu lagu milik Fourtwnty yang bunyinya seperti ini :

"......rasa bosan membukakan jalan mencari peran, keluarlah dari zona nyaman......"

Mungkin penulis agak berlebihan dalam mengungkapkan, tetapi faktanya memang seperti itu nyatanya. Tidak ada yang direkayasa layaknya dunia ini yang penuh dengan sandiwara. Jadi, penulis merasakan betapa damainya pada hati penulis sendiri, selain itu, ungkapan rasa bersyukur sesekali keluar dari mulut penulis, juga turut hadir menambah kebahagiaan pada diri penulis akan indahnya fenomena golden sunrise. Alhasil, dari menyaksikan golden sunrise penulis benar-benar merasakan sesuatu seperti mendapatkan energi positif yang bisa ia bawa sebagai bekal untuk  melakukan aktivitas keseharian seperti biasa. Dan bisa ia tularkan kepada sesama.

Terkadang, setiap insan lupa akan bersyukur atas apa yang sudah mereka peroleh. Padahal, sudah selayaknya selama kita hidup harus bersyukur, entah disaat kita lapang atau sempit, tetap bersyukur. Dari penulisan ini, penulis ingin supaya kita semua tak henti-hentinya bersyukur sebagai bentuk rasa terima kasih atas berbagai nikmat, karunia yang telah Sang Khaliq berikan kepada kita semua. Mari kita senantiasa bersyukur dimanapun kapanpun, karena sejatinya Tuhan Yang Maha Kuasa akan memberikan keberkahan pada hidup kita selagi kita terus bersyukur. Salam Lestari!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun