Yang mana bahasa Indonesia yang dipergunakan juga sebagai sarana untuk melakukan pemikiran walaupun terkadang pemikiran itu sendiri tidak mudah untuk dicerna apalagi apabila pada saat yang sama dia politikus culas yang menyembunyikan semua niat jahatnya dalam kedok bahasa yang dihalus haluskan atau bahkan ditutupi dengan gaya seolah-olah dia orang paling beretika, beradab, atau beragama yang semua orang tentu sulit untuk menebak sebetulnya ke arah mana pembicaraan nya yang semakin lama menjadi semakin ruwet sebagai akibat penggunaan bahasa saja sebetulnya bukan hakikat bahasanya sendiri yang sulit atau bahkan sangat rumit untuk dipahami orang dewasa sehingga anak anak mungkin hanya akan melongo saja sesaat setelah mendengar ocehan tanpa arti karena mereka tak pernah tahu apa gunanya belajar bahasa selain dipusingkan oleh aturan seperti penulisan me- atau penulisan di- yang memang sejak dulu seakan menjadi beban tanpa akhir dalam pengajaran bahasa, ibarat sisiput yang tak pernah tahu kerja keras yang dilakukan selama hidupnya untuk apa karena hanya melakukan tanpa berpikir lebih jelas.Â
Inilah contoh bahasa ruwet yang mungkin sering kita jumpai.Â
Selamat hari Sumpah Pemuda.Â