Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar, Anies, dan Pengkhianatan Partai

13 Oktober 2022   06:32 Diperbarui: 13 Oktober 2022   06:37 896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar, Prabowo, dan Anies (Kompas.com)

Keriuhan itu sudah ditabuh bertalu-talu.  Setelah koalisi KIB terdengar basi, maka sekarang mulai marak kembali siapa gerangan yang akan beradu jitu merebut kursi nomor satu.  Koalisi partai tanpa calon presiden yang menjadi isu sentral, menjadikan koalisi-koalisi tak mungkin diulang lagi.  Dan memang sudah benar-benar basi.

Prabowo dicalonkan kembali memang tak lagi menjadi magnet pemberitaan yang layak disimak.  Karena Prabowo memang sudah tiga kali ikut kompetisi ini. Tapi, kegairahan menjadi berbeda ketika Nasdem mendahului yang lain menetapkan calon presiden untuk pemilu 2024 nanti.  Anies Baswedan menjadi pilihan Nasdem.

Jagat politik menjadi menggeliat kembali.  Partai-partai lain harus segera mencari peluang, jika tidak mau kehilangan momentum.  Tidak cepat hanya akan mendapatkan remah-remah sisa pesta yang sudah ditinggalkan.  Nasdem dan Anies Baswedan akan membuat jagat politik kembali menukik.

Kandidat saat ini yang selalu menempati posisi tiga besar memang selalu berkisar antara Ganjar, Prabowo dan Anies.  Sehingga, tak mungkin lagi akan muncul calon lain.  Anggaplah Puan maharani, yang hendak digadang PDIP tapi masih juga belum memenuhi harapan.  Demikian juga dengan Ridwan kamil yang belum terdengar kembali namanya.

Di antara ketiga kandidat capres 2024 tersebut, hanya Prabowo yang merupakan ketua umum partai.  Ganjar merupakan kader PDIP tapi bukan pengurus yang punya pengarus di dalam partai.  Bahkan beberapa kegiatan yang dilaksanakan PDIP seakan menafikan seorang Ganjar sebagai kader PDIP.  Apalagi Anies Baswedan yang sama sekali bukan ketua umum, bukan pengurus, juga bukan kader partai.

Belajar dari Jokowi, bukan penentu di dalam partai tapi bisa mencuat dan menjadi calon dari sebuah partai.  Maka, Ganjar juga akan bisa menyusul Anies menjadi capres walaupun tak punya partai.

Persoalan presiden yang bukan ketua umum akan muncul ketika sudah menjadi presiden.  Jokowi yang bukan orang partai menjadi seperti kesepian.  Partai-partai itu bergerak sendiri seakan tak bisa dikendalikan.  Misalnya saja, ketika Jokowi berkeinginan untuk mempertahankan UU KPK, partai-partai pendukungnya malah mengusung keinginan sebaliknya.

Inilah yang saya maksud sebagai pengkhiatan partia-partai.  Berbeda dengan SBY yang memiliki Demokrat.  Apa pun program SBY selalu mendapat dukungan penuh Demokrat.  Jokowi kadang malah hanya dianggap sebagai petugas partai oleh partainya sendiri.  Bahkan kekecewaan terhadap sikap PDIP tersebut terkadang muncul.

Ganjar dan Anies kemungkinan besar akan mengalami kesepian seperti yang dialami Jokowi.  Karena kita semua tahu, partai-partai politik lebih tunduk pada tokoh partainya.  Bayang-bayang Surya paloh di Nasdem, Bayang-bayang SBY di Demokrat, dan batang-bayang Megawati di PDIP tak bisa disangkal lagi.

Keberanian Prabowo menolak desakan dari kelompok tertentu dalam menentukan cawapres pada pemilu 2019 menunjukkan bahwa kekuasaannya melebihi Gerindra.  Sementara Jokowi sendiri terkekang pada saat menentukan cawapresnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun