Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Erdogan Membela Palestina atau Kepentingan Dirinya Sendiri?

17 Mei 2021   08:30 Diperbarui: 17 Mei 2021   11:03 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penjajahan hanya di tinggal di Palestina belaka.  Sehingga, dunia masih belum bisa bernafas lega jika Palestina masih terus berada dalam cengkraman penjajah Israel.  Tapi, sayang memang, beberapa negara yang mengaku sebagai kampiun dalam penegakan HAM malah tak peduli dengan penjajahan yang dilakukan oleh Israel terhadap palestina. Bahkan mereka seakan berdiri kokoh di balik sikap bandel Israel.

Sebagai negeri yang dalam konstitusi jelas-jelas menentang segala penjajahan di atas dunia, Indonesia terus berjuang untuk ketercapaian kemerdekaan Negara Palestina.  Israel harus segera mengakui bahwa ada negara bernama Palestina yang seharusnya dilepaskan dari kekangan mereka.  Perjuanag Indonesia dalam membantu perjuangan kemerdekaan Palestina terus terekam dalam perjalanan sejarah.

Selain karena secara konstitusi Indonesia menentang penjajahan di atas dunia ini, Indonesia dengan Palestina juga memiliki kesamaan agama.  kesamaan agama ini tentu menjadikan posisi Indonesia dekat dengan Palistina.  Sebagai saudara seagama.  Dan sebagai saudara seagama, memberikan bantuan adalah kewajiban.

Sehingga, setiap kali muncul gejolak di Palestina, maka akan menjadi perhatian serius dari penduduk Indonesia.  Nasib pedih yang dialami Palestina hingga hari ini, juga pernah dialami oleh Indonesia ketika dibawah penjajahan Belanda.  Ada perasaan yang masih tersisa dari penderitaan mereka yang dijajah.

Bukan hanya Indonesia.  Gemuruh pembelaan terhadap nasib palestina juga sudah dikumandangkan oleh para pemilik hati di negara mana pun.  Termasuk oleh orang-orang dari negeri yang belum mau mengutuk penjajahan Israel.  Karena, secara insani, setiap manusia tak akan pernah mendukung sebuah kezaliman sebuah penjajahan.

Turki merupakan slah satu negara Islam terbesar dan sangat berpengaruh.  Bahkan Turki dulu metupakan imperium Islam yang sangat disegani di mana pun.  Sehingga, sangat wajar jika umat Islam di dunia terkadang melihat dan berharap pada Turki untuk menjadi lokomotif kemajuan Islam.  Tentunya juga lokomotif dalam membela perjuangan rakyat Palestina.

Ketika hari-hari ini muncul pertempuran tak imbang antara Israel dengan Hamas, sehingga berjatuhan korban rakyat sipil, terutama penduduk Gaza, maka mata umat Islam banyak menyorot pada Turki.  Dan Erdogan sebagai Presiden Turki diharapkan mampu menjadi pemimpin ke arah kemerdekaan Palestina, paling tidak penghentian gerak pasukan Israel di Gaza.

Akan tetapi, kenapa suara keras Erdogan seakan belum dibarengi dengan tindakan nyata?

Hubungan diplomatik antara Turki dengan Israel tak pernah dikutik siapa pun.  Bahkan oleh para pengagum Erdogan di negeri ini.  Hubungan dagang antara kedua negara bahkan dikabarkan semakin meningkat.  Lalu, untuk apa suara keras Erdogan selama ini terhadap Israel?

Maka, sangat wajar jika kemudian muncul dugaan bahwa teriakan keras erdogan hanya untuk kepentingan politik dirinya sendiri di Turki dan smaa sekali tidak ada hubungannya dengan kemerdekaan Palestina.  Erdogan ingin mendulang suara rakyat Turki dari suara kerasnya, walau pun di aras tindakan sekan tidak nyambung.

Kalau sudah seperti ini, masih layakkah kita berharap pada Turki?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun