Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ridwan Kamil Masuk Partai Politik?

25 Februari 2021   05:47 Diperbarui: 25 Februari 2021   06:32 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil (Kompascom)

Ada isu bahwa calon peserta pilkada harus memiliki partai. Tak boleh lagi ada pencalonan oleh partai kepada orang yang tidak berpartai. Tak mungkin lagi muncul orang hebat seperti Anies Baswedan dan Ridwan Kamil karena keduanya tak pernah masuk partai politik.

Sebetulnya gagasan tersebut sangat baik. Urusan politik diurus oleh orang-orang yang sudah mati hidup dalam politik. Bukan manusia manusia Politik dadakan menjelang pilkada belaka.

Akan tetapi, persoalan partai politik sendiri belum pernah dibereskan. Sehingga sampai saat ini partai politik justru sering dianggap sebagai pangkal hampir semua persoalan di negeri ini.

Lihat saja pejabat yang ditangkap KPK karena korupsi. Terakhir adalah dua menteri dari dua partai terbesar di negeri ini. Sehingga aturan akan menjebak kita semua untuk jatuh pada persoalan yang pada awalnya cuma ada di partai politik.

Kemudian akan ramai ramai lah pejabat publik masuk partai politik karena aturan itu. Dan ini jelas sebuah keanehan bin keganjilan di negeri ini.

Seharusnya, seseorang berkarier politik sejak lama. Kemudian dia akan merasa selesai dari politik setelah menjadi pejabat publik. Ketika menjadi pejabat publik, seseorang tak boleh lagi berpikir tentang partai politik nya. Sudah sepenuhnya bekerja untuk publik.

Dan di negeri ini malah pejabat publik yang bekerja untuk publik dipaksa berpikir untuk partai nya. Sehingga menjadi orang orang kerdil. Maka, petaka partai menjadi petaka negeri.

Seorang Ridwan Kamil sudah menjadi orang besar. Sudah harus selesai dengan dirinya sendiri, keluarga, dan juga tetek bengek partai segala. Sudah harus menghabiskan semua pikiran dan tenaganya untuk jawa Barat. Jika diteruskan menjadi untuk Indonesia juga tidak ada salahnya.

Demikian juga dengan Anies Baswedan. Biarkan Anies memikirkan jakarta dengan segudang persoalan yang membelot nya. Jangan malah dibebani memikirkan partai politik yang juga sudah nyata nyata dikuasai keluarga tertentu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun