Ternyata begitu cepat polisi dapat meringkus Joko Tjandra. Dalam hitungan hari saja, buronan yang sudah sebelas tahun hilang bisa langsung digelandang.Â
Dengan demikian, dapat diartikan polisi kita hebat hebat. Â Tapi, kenapa harus menunggu sebelas tahun? Ada apa? Nyatanya dalam hitungan hari bisa kok.Â
Memang pantas curiga jika di dalam tubuh institusi ada pertempuran. Pertempuran aneka kepentingan. Sehingga sebuah persoalan harus berlarut-larut. Ketika pertempuran hilang, dan yang ada sebuah institusi penegakkan hukum, maka cukup membutuhkan hitungan hari untuk menangkap buronan yang sudah sebelas tahun.Â
Jangan salah kan juga ketika persoalan Novel nanti muncul lagi. Ada apa di persoalan novel?Â
Bukan hanya persoalan Novel, persoalan Masiku yang belum juga terlihat batang hidungnya akan muncul juga. Ada apa dengan Masiku?Â
Dan persoalan persoalan lain, tentunya.Â
Sebagai seorang warga negara, kita memang selalu berharap institusi polisi menjadi institusi yang selalu dibanggakan dalam proses penegakkan hukum. Hukum tak pandang bulu benar-benar hadir di negeri ini.Â
Jangan sampai guyonan Gus Dur tentang polisi jujur terus aktual. Â Artinya, polisi jujur yang belum muncul harus dimunculkan. Kan masih ribuan Hugeng di kepolisian.Â
Bersih-bersih setelah geger Joko Tjandra harus terus dilakukan. Â Jangan ada lagi polisi yang justru memfasilitasi buronan kelas kakap sehingga kerja polisi akan selalu diapresiasi.Â
Jadikan penangkapan Joko Tjandra untuk membersihkan kembali kepolisian dari polisi hitam. Â Polisi harus bersih di dalam dulu sebelum membersihkan negeri ini dari para perampok dan perompak.Â
Ya, kita semua yakin, masih ribuan polisi yang bernurani. Mari kita dukung kerja polisi. Dukungan bisa juga dengan kritik. Sehingga polisi kembali menjadi kebanggaan negeri.Â