Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

PDIP Babak Belur Sendiri

24 Juni 2020   07:14 Diperbarui: 24 Juni 2020   07:17 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bukan usul pemerintah, RUU HIP merupakan inisiatif DPR.  Dan momen momen ketika orang sedang sibuk seperti ini yang sering dimanfaatkan DPR untuk meloloskan hasrat hasrat yang bertentangan dengan kemauan rakyat. Jadi ingat tentang KPK.  Yang dilucuti DPR di detik-detik terakhir kekuasaan mereka (DPR). 

Jika melihat kopian tanda tangan, maka terlihat hanya PKS dan Demokrat yang belum ikut nimbrung tanda tangan.  Selain itu, semuanya sudah membubuhkan tanda tangan persetujuan. 

Lalu, umat Islam, secara serentak, bersatu padu, tanpa pengecualian menolaknya. Jika Muhammadiyah dan NU sudah menolak, maka sudah dapat dipastikan semua umat Islam negeri ini menolak. Karena NU dan Muhammadiyah merupakan representasi dari Islam wasathiyah. Islam paling moderat. 

Sehingga, partai partai politik yang tadinya sudah bertanda tangan pun langsung berbalik arah. Mereka cuci tangan. Dan mereka terselamatkan dari tuduhan tuduhan. 

Tinggal PDIP sendirian. Terjebak di pojokan. Bingung arah yang harus dituju. Maka, semua arah melotot ke padanya. 

Peta perpolitikan dapat terbelah kembali. Walaupun tak akan separah dulu.  PDIP harus menjadi Nasionalis berhadapan dengan kelompok Islamis.  Karena partai yang mengaku Nasionalis lainnya berbalik. 

Apalagi, selama ini kelompok komunis dianggap dan dijadikan alat serang terhadap PDIP.  Buku Ribka yang provokatif menjadi alat empuk musuh musuh PDIP untuk menggembosi PDIP. Walaupun selama ini belum terlihat hasil maksimalnya. 

RUU HIP, bisa jadi akan kembali menjadi bahan bakar untuk kembali menyerang PDIP yang sekarang benar-benar sendirian.  PDIP babak belur sendirian. 

Presiden Jokowi sendiri sudah mengatakan bahwa pelarangan paham Komunisme dan pengajarannya sudah final.  Karena tuduhan komunis terhadap Jokowi masih sering muncul di benak orang orang yang tak rasional. Dan, kemungkinan rembetan tuduhan akibat RUU HIP terhadap Jokowi bisa saja terjadi lagi. Tentu, kepentingan politik akan selalu mendompleng. 

PDIP harus segera mencari jurus jitu. Karena hanya PDIP yang babak belur dalam urusan RUU HIP ini. Tuduhan sedang mengkhianati kesepakatan bersama demi kepentingan sendiri jelas akan merugikan PDIP secara politik.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun