Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berpikir Sederhana ala Nadiem

18 Februari 2020   11:05 Diperbarui: 18 Februari 2020   11:09 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dari Kompas.com

Terlalu banyak orang yang berpikir njlimet. Saking njlimet nya sampai sampai si pemikir sendiri malah bingung dengan pemikirannya. 

Pemikir njlimet tidak pernah membuat masalah menjadi mudah. Terkadang masalah yang dihadapi malah tidak bergerak sama sekali. 

Pemikir njlimet merasa hebat hanya karena kenjlikmetan pemikiran belaka. Akhirnya, mereka hanya menjadi hebat untuk diri sendiri. 

Berbalikan dengan pemikir njlimet adalah mereka yang selalu berpikir sederhana. Persoalan serumit apa pun menjadi sesuatu yang sederhana belaka. Dan penyelesaian menjadi begitu mudah. 

Salah satu orang yang selalu berpikir sederhana adalah Mas Menteri Pendidikan kita, Mas Nadiem Makarim.  Persoalan pendidikan yang sudah menumpuk berpuluh tahun lamanya dijadikan nya menjadi sesuatu yang sederhana. 

Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka merupakan contoh gebrakan penyederhanaan yang melibas begitu banyak persoalan yang sudah bertumpuk dan sudah begitu merumit rumitkan diri. 

Misalnya saja UN, bertahun-tahun didiskusikan tapi selalu mantok pada perumitan masalah.  Alih-alih dapat solusi.  Perbincangan yang merumit tersebut terus menerus berputar tanpa ujung. Dan hingga Mas Menteri duduk di Senayan, baru tertemukan solusi sederhana nya. Hapuskan! 

Kemandirian guru yang selama puluhan tahun diinjak-injak oleh birokrasi kupret juga sekaligus dihidupkan.  Mas Menteri mendorong hadir nya guru penggerak, guru yang suka nyeleneh karena hanya selalu ingin membuat peserta didik mereka menemukan kepribadiannya. 

Kekhawatiran yang menumpuk jika UN dihapus, jika guru nyeleneh dibela, dibongkar habis menjadi harapan yang indah. Sebuah kepercayaan diri yang hebat dari seorang menteri. 

Kampus terbirokratisasi diudar udar kekusutan nya. Tak mungkin kampus bisa bersaing sebagaimana diharapkan, jika kaki kampus diikat ikat tak karuan.  Mas Menteri memutuskan untuk memberikan kebebasan dalam mendirikan prodi.  Kampus menjadi segerakan dengan gerakan hidup masyarakat nya. 

Kesederhanaan berpikir Mas Menteri telah membongkar semua kerumitan yang tak perlu yang selama ini mengikat erat dunia pendidikan.  Harapan anak anak kita dapat bb ersaing di kancah internasional akan segera terwujud. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun