Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Jangan Hanya Halal

10 Oktober 2017   11:06 Diperbarui: 10 Oktober 2017   11:14 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: event.kompasiana.com

Halal itu kewajiban.  Titik.

Sebagai muslim, siapa pun akan mencari segala yang halal.  Halal itu wajib.  Maka, yang selain halal harus disingkirkan dari kehidupan kita. Tak berkah.

Bukan hanya muslim, ternyata.  Kehalalan sebuah produk juga banyak dilirik nonmuslim.  Mereka juga menganggap kehalalan sebagai jalan yang penuh kebaikan.  Halal itu baik.

Pengusaha juga memilih memproduksi barang-barang yang halal.  Karena konsumennya jelas dan banyak.  Semakin halal sebuah produk akan semakin mengena di hati konsumen.  Walau dalam banyak hal, masih banyak alternatif barang lain yang dibisa dikonsumsi.

Selama ini, label halal atau sertifkasi halal diberikan oleh MUI.  Padahal MUI hanya sebuah LSM biasa.  Tidak ada kaitan apa-apa dengan pemerintahan.  Ini yang selama ini banyak dikritisi.  Apalagi tanggung biayanya sering dikeluhkan oleh banyak pengusaha sebagai hal yang memberatkan.  Memang wajar, karena MUI sebuah LSM sehingga pembebanan biaya sertifikasi akan ditanggung penuh oleh perusahaan yang meminta sertifikasi atau label halal.

Menurut UU No. 33 tahun 2014, tentang jaminan produk halal, berada di bawah Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).  Sebuah lembaga di bawah pemerintah.  Bukan lagi sebuah LSM seperti MUI.  Sehingga diharapkan tak ada pemberatan pembiayaan untuk sertifikasi produk halal.

Keluhan tentang lembaga sudah terjawab dengan baik.

Persoalan yang berikutnya harus dipikirkan adalah apakah sudah cukup pada kehalalan sebuah produk?  Saya rasa tidak!  Selain kehalalan, kandungan gizi juga sangat perlu bagi masyarakat.  Jangan sampai pengejaran sertifikasi halal di satu sisi, di sisi lain tertinggal dalam kandungan gizi.

Sebagai seorang guru, saya sangat prihatin terhadap kandungan gizi produk-produk jajanan anak.  Sepertinya produk jajanan anak sudah melupakan kandungan gizi, padahal kandungan gizi inilah yang diperlukan anak-anak dalam masa pertumbuhannya.

Kehalalan dan kandungan gizi memadahi harus dijalankan seiring seirama.  Kehalanan terjamin dan kandungan gizi terjaga.  Apalagi di tengah merebaknya makanan dan minuman instan yang mewabah sebagai gaya hidup kids zaman now.

Kerja sudah mulai, tapi kerja belum apa-apa.  Ayo terus tingkatkan kehidupan anak cucu kita dengan produk-produk halal dan tinggi gizi.  Halal dan bergizi ternyata akan sangat baik jika diucapkan dan dikerjakan dalam satu tarikan nafas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun