Sumpah. Untuk pemilu kapan pun, saya tak akan lagi milih PDIP.
Kelakuan anggota pansus angket KOK dari PDIP lebih berbahaya dari anggota pansus partai mana pun.
Harapan saya nyoblos PDIP pada 2014 lalu adalah harapan agar kelak presiden Jokowi, yang waktu itu masih belum calon pun, akan mulus pencalonan nya, dan setelah menjadi presiden akan dibantu menjadikan negeri ini dan rakyatnya lebih baik.
Eh, malah wanita PDIP yang saya pilih, walau saya tahu dia bukan urutan 1 tapi berharap wanita lebih peduli keadilan, menjadi wakil pansus.
Juengkel buanget, aku.
Lalu diganti orang yang datang ke KPK nantang nantang sambil membawa baju.
Hari ini, rasa mangkelku sudah sampai puncaknya. Maka aku pun bersumpah.
DEMI NEGERI YANG AKU CINTAI INI, AKU BERSUMPAH TAK AKAN PILIH PDIP SAMPAI KAPANPUN
Pagi ini, aku baca kompas, dan ada usulan gila dari kader PDIP yang pernah aku kagumi dalam melawan narkoba. Dulu. Sekali lagi, dulu.
Henry Yosodiningrat, anggota pansus angket dari fraksi Pdip, dari dapil Lampung dua, mengusulkan pembekuan KPK.
Sudah habis kesabaran ku melihat tingkah polah orang orang PDIP.
Selamat tinggal PDIP.