Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

100 Tahun Lagi Apakah Manusia Masih Ada Gunanya?

21 Juli 2019   08:42 Diperbarui: 21 Juli 2019   15:54 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: newwallpaperjdi.co | Drawing by Samuel Gomez

Bila buku ini masih ada, Gothe dapat meralat sabdanya menjadi: barang siapa tidak dapat belajar dari masa 432.000 tahun berarti dia tidak memanfaatkan akalnya. Cukup lama dan patut sebanding lama nyala petromaks lebih dari satu malam.

Selain petaka di perpustakaan Aleksandria, pemusnahan buku makin sering terjadi seperti Athena, Baghdad, atau penghancuran buku besar-besaran di era kuno dalam sejarah Cina. 

Buku-buku yang dianggap mengritik kaisar dan proses penyatuan Cina pada abad ke-3 SM di bawah Zhao Zheng, pendiri dinasti Qin, dihancurkan. Sejarah penghancuran buku bahkan sama tuanya dengan buku itu sendiri.

Kehilangan begitu banyak buku membuat masa lalu tidak secerlang taburan bintang di galaksi kita. Apalagi dunia pernah terlelap dalam seribu tahun, kecuali di tengah-tengahnya para filosof dan saintis Arabia tetap mengirim percikan-percikan ke masa depan, hingga Eropa kembali bangun dalam kejayaan Renaisans. Mengulang kobaran abad ke-6 SM.

Sejak saat itu, manusia sudah tak terhentikan. Era ini dan selanjutnya adalah era sibuk dengan pelbagai revolusi pikiran. Kita kini berada di musim milenial nirbatas. 

Buku-buku yang dulunya menjadi media penyimpanan memori manusia sudah tenggelam dalam lautan data yang hilir mudik selaju cahaya di antara empat miliar pengguna internet di seluruh dunia.

Mesin uap yang pertama kali berdentang di daratan Inggris adalah sebagai penanda revolusi industri, namun jaringan ARPANET dari Departemen Pertahanan US pada 1969 sebagai penanda zaman internet telah merevolusi segalanya.

Ketika membaca sejarah, begitu entengnya kita melompat dari satu milenium ke milenium lain, dari satu abad ke abad lain. Seakan semuanya adalah selang-seling dari kedipan dan kobaran dalam malam singkat.

Tidak sekarang ini, dalam hitungan hari dan bulan selalu ada penemuan baru. Lini masa kita disibukkan oleh kecengangan kepada keajaiban kekinian yang dapat diproduksi oleh teknologi. Lompatan penemuan yang memakan waktu ratusan tahun, dapat terjadi hanya dalam beberapa bulan di abad ini. Waktu benar-benar dipadatkan.

Beberapa orang sedang merancang robot nano yang bisa disuntikkan ke dalam jaringan tubuh manusia untuk melawan kematian. Beberapa lainnya sedang merumuskan wahana bagi pelancong-pelancong kosmos, atau penyempurnaan printer 3D yang nantinya bisa mem-print salinan manusia super sekuat Thor. 

Dan hampir seluruh jenis pekerjaan yang bisa dilakukan manusia kini, sudah akan ada alat yang dapat menggantinya dengan hasil yang sangat cepat, sempurna dan hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun