Mohon tunggu...
M Naufal Dzaky
M Naufal Dzaky Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dirgahayu Negeriku, Menuju 27 Tahun Indonesia Satu Abad

17 Agustus 2018   10:21 Diperbarui: 17 Agustus 2018   10:49 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Era millenial digadang-gadang menjadi tonggak hidupnya semangat jiwa anak muda saat ini. Kita sering sekali mendengar Indonesia emas 2045. Iku opo to sakjane?

Bila kita berhitung, Indonesia akan menginjak usia yang terbilang "sepuh" yakni 100 tahun hari kemerdekaan. Pasti terbesit dalam benak kita, jangan-jangan di zaman tersebut, Indonesia sudah memiliki angkot terbang, fly over yang beneran bisa "fly", main game udah bisa kayak film Ready Player One, Mesin waktu udah diciptakan, robot buat kerokan sudah diciptakan (buat apa?), harga bahan pokok stabil, pendidikan merata di tiap daerah, lapangan kerja terbuka lebar, korupsi udah nihil, rakyat sejahtera, dll. pokoknya Indonesia udah majulah.

Well, mungkin cuma mimpi. Namun peran generasi millenial pantang diremehkan. Bisa saja lebih baik daripada yang kita bayangkan diatas tadi. 

Dikutip dari laman merdeka.com (20/9) tahun lalu, menurut Ibnu Nadzir Daraini selaku peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan kebudayaan LIPI dalam diskusi di kantor Populi Center. Pada tahun 2019 nanti Indonesia memiliki populasi pemilih millenial yaitu mencapai 40% dari populasi, bahkan hingga 50%.

Pernyataan tersebut senada dengan yang terjadi sekarang. Kontestasi politik diwarnai dengan hal berbau millenial, contohnya Sandiaga Uno yang diusung untuk maju Cawapres 2019 mendampingi Capres Prabowo Subianto. 

Majunya Sandiaga, selayaknya menjadi cerminan kaum millenial. Sosok yang muda, kaya bertumpah harta, energik, cerdas, murah senyum, dan tentunya paras "gantengnya" membuat emak-emak pengen nyubit.

Bertepatan 73 tahun hari kemerdekaan Republik Indonesia, setidaknya ada 4 hal yang perlu disiapkan. Adapun menurut Sri Mulyani, dilansir dari detik.com/finance. 

Pertama yaitu SDM, kedua infrastruktur, ketiga kualitas kelembagaan agar profesional dan tidak korup, dan keempat adalah kebijakan pemerintah. Keempat elemen tersebut harus diperbaiki dan ditingkatkan dalam segi pelaksanaannya.

"Teringat kisah W.R. Soepratman ketika membuat naskah lagu Indonesia Raya. Mungkin Indonesia Raya 3 stanza tidak akan pernah jadi, jika tidak ditodong pistol oleh Belanda kala itu". 

Pernyataan tersebut datang dari seorang guru SD di daerah saya semalam sebelum kami berdiri serempak menyanyikan lagu kebangsaan pada acara tirakatan bersama warga setempat. Saya juga baru tau, apa jangan-jangan pelajaran sejarah sewaktu SD saya sering tidur di kelas ya? Hmmmm.

Berbicara mengenai kemerdekaan tak jauh dari namanya kebebasan berekspresi. Dewasa ini, banyak dari kita mampu berlomba-lomba menciptakan karya. Ada yang melalui jalur cipta video, musik, seni rupa, dan masih banyak lagi. Tak sedikit pula yang viral, asalkan output dan outcome berdampak positif bagi masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun