Mohon tunggu...
M Nafis Al Mukhdi
M Nafis Al Mukhdi Mohon Tunggu... Masih Belajar, Pembuat Konten/Penulis, Kontributor

Saya Nafis, lahir hari Senin, 25 al-Muharram 1423 H bertepatan 8 April 2002. Sekarang, saya tinggal di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Pernah bersekolah di MIN 24 HSU, MTs Nurul Huda, dan MAN 1 HSU. Pernah kuliah di STAI Rasyidiyah Khalidiyah, mengambil program studi Pendidikan Agama Islam. Sekarang saya adalah Guru Al-Qur'an di SMPIT Ihsanul Amal Alabio. Menulis adalah hobi saya, hal itu melibatkan kebahasaan dan teknologi yang membuat saya tertarik. Jadi, selain menulis cerita, saya juga kontributor di proyek Wikimedia Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Nasihat Luqman Al-Hakim kepada Anaknya

14 Juni 2025   20:00 Diperbarui: 13 Juni 2025   19:42 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bukan Nabi, bukan Rasul, namun namanya disebut dalam Al-Qur'an. Siapakah dia?

Luqman. Seorang yang dicitrakan berbeda dengan masyarakat Arab pada umumnya. Anak Anqa ibn Sadun ini digambarkan sebagai seorang budak hamba sahaya dari Habasyah (Abesinia, Ethiopia). Perawakannya pendek, berhidung lebar/tidak mancung, berkulit hitam, berbibir tebal, berkaki besar. Bekerja menjadi tukang kayu.

Akan tetapi, Allah tidak memandang fisik apalagi pekerjaan. Allah memberi Luqman kemuliaan berupa diberikan hikmah. Ilmu sehingga memahami dasar-dasar agama Allah, agama berupa akidah yang benar, tepat pembicaraannya, kata-kata mutiara yang terucap dari lisannya, memiliki perasaan yang halus, dan dianugerahi akal pikiran serta kearifan yang membawanya kepada pengetahuan yang hakiki untuk mencapai kebahagiaan abadi. Karena itulah, gelar al-Hakim, orang yang penuh hikmah, disandingkan dengan namanya.

Melalui anugerah yang diberikan oleh Allah, Luqman diingatkan untuk bersyukur, karena pada akhirnya, rasa terima kasih kepada Allah akan kembali kepada diri yang mengucapkannya lagi, meski itu nanti berupa Surga yang Allah janjikan.

Salah satu bentuk syukur yang Luqman lakukan adalah mewariskan anugerah tersebut. Hikmah yang diberikan oleh Allah ia turunkan kepada anaknya, Saran, melalui nasihat yang halus penyampaiannya, dan memanggil sang anak dengan panggilan tersayang lagi kasih. Pesan pertama yang ia sampaikan adalah untuk tidak menyekutukan Allah.

Menyekutukan Allah tidak selalu harus berbentuk menyembah berhala maupun patung-patung yang sama sekali tidak bisa berbuat apapun. Menyekutukan Allah dapat berupa menyamakan yang selain dari Allah bahwa mereka mampu untuk memberi nikmat dan karunia. Padahal sudah nyata, hanya Allah yang kuasa untuk memberi nikmat dan karunia itu. Demikianlah kezaliman yang besar. Mencampuradukkan keimanan dengan kesyirikan.

Pesan kedua adalah berbuat baik kepada kedua orang tua. Bersyukur kepada Allah kemudian orang tua sering kali bergandengan dalam satu ayat yang sama. Namun Luqman, memberikan dasar argumen tentang mengapa kita harus berbakti kepada kedua orang tua, terutama kepada ibu.

Lemah yang bertambah. Kepayahan yang berlebih. Mengandung, melahirkan, menyusui. Tiga tahapan yang dilalui seorang wanita. Maka bentuk syukur kepada Allah diwujudkan melalui perbuatan baik yang dibaktikan kepada kedua orang tua.

Luqman menegaskan, jika kedua orang tua mengajak kepada kesyirikan sekalipun, maka cukup kesyirikan itu yang tidak diikuti. Kewajiban untuk bergaul di dunia secara baik masih perlu dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Pesan ketiga adalah Allah akan membalas segala perbuatan meski sekecil apapun. Sekecil biji sawi, bahkan tersembunyi di dalam batu, atau melayang sekalipun. Manusia tidak akan dirugikan.

Pesan keempat adalah mendirikan shalat, mengajak manusia mengerjakan yang baik dan mencegah mereka dari yang munkar sesuai kemampuan dan bersabar atasnya sebagai bentuk kewajiban dari Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun