Mohon tunggu...
Muhammad Mufti Sofyannoor
Muhammad Mufti Sofyannoor Mohon Tunggu... Lainnya - MMS

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Covid-19

1 Mei 2020   18:00 Diperbarui: 1 Mei 2020   18:09 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Definisi

COVID-19 adalah jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Sedangkan SARS-CoV-2 adalah jenis virus yang berasal dari keluarga Virus Corona (CoV). Coronavirus merupakan keluarga virus yang dapat menyebabkan beberapa penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernafasan akut. Coronavirus bersifat zoonosis, yaitu dapat menular dari hewan ke manusia. Selain itu coronavirus juga dapat menular dari manusia ke manusia lain melalui droplets (tetesan cairan) dan kontak pribadi (menyentuh dan berjabat tangan).

Gejala Klinis

Gejala paling umum COVID-19 adalah demam, kelelahan, dan batuk (Terutama batuk kering). Gejala lainnya meliputi nyeri otot, sakit kepala, sakit tenggorokan, diare, hidung tersumbat, batuk darah, serta batuk berdahak. Setelah seseorang terinfeksi virus, gejala bisa saja tidak langsung muncul. Kemunculan gejala-gejala di atas terjadi pada rentang waktu kira-kira 1-14 hari dan rata-rata muncul setelah 5 hari setelah terjangkit. Pada tingkat yang lebih parah, pasien mengalami sesak serta kesulitan bernapas. Selain itu, gejala juga dapat diperparah dengan adanya infeksi saluran napas. (CDC, 2020, Huang et al., 2020, Wang et al., 2020, WHO, 2020).

Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Republik Indonesia membagi tingkat keparahan pasien COVID-19 menjadi tiga tingkatan, ringan, sedang, dan berat. Gejala ringan meliputi gejala umum seperti, Demam (>38°C), Batuk, Nyeri Tenggorokan, Hidung Tersumbat, tanpa adanya tanda-tanda sesak napas. Gejala sedang dialami oleh pasien yang mengalami gejala ringan ditambah sesak napas tanpa adanya tanda infeksi pada saluran napas. Jika sudah ditemukan adanya infeksi saluran napas, maka akan dikategorikan sebagai gejala berat. (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19, 2020).

Transmisi

Berdasarkan informasi yang disampaikan oleh WHO, COVID-19 merupakan virus yang dapat ditularkan melalui droplet/tetesan. Transmisi/penyebaran dari droplets tersebut dapat terjadi ketika seseorang mengalami kontak dekat dalam jarak kurang dari satu meter dengan penderita yang memiliki gejala pernapasan seperti batuk ataupun bersin. Transmisi juga bisa terjadi melalui benda mati yang terdapat di sekitar orang yang terinfeksi. Tetapi, masih banyak masyarakat yang mengira bahwa COVID-19 dapat ditularkan melalui udara/airborne, dimana kesalahpahaman tersebut pada akhirnya banyak menimbulkan kepanikan dalam dunia masyarakat itu sendiri. Padahal penyebaran melalui droplet dan airborne sangatlah berbeda.

Penyebaran melalui droplet dapat terjadi ketika orang yang sakit mengeluarkan percikan cairan (droplet) yang mengandung kuman. Apabila percikan tersebut mengenai mata, mulut, ataupun hidung orang yang sehat, maka orang tersebut dapat tertular penyakit. Sedangkan penyebaran melalui airborne berarti kuman dapat ditularkan meskipun tidak ada kontak langsung dengan penderitanya.

Selain disebarkan pada saat penderita berbicara, batuk, ataupun bersin, kuman juga dapat menyebar ke udara saat penderita menghembuskan nafas. Kuman lalu akan berterbangan di udara dan menempel ke mata, hidung, dan mulut sehingga orang – orang yang sehat dapat tertular penyakit.

Namun, ternyata juga terdapat teori lain mengenai COVID-19 ini. Seorang peneliti menuliskan 2 skenario pada publikasi Nature Medicine yang menjelaskan bahwa COVID-19 juga dapat ditransmisikan melalui hewan ke manusia atau biasa disebut dengan zoonosis. Dalam skenario pertama disebutkan bahwa virus membuat lompatan dari hewan (kelelawar) ke manusia melalui pasar satwa liar di Wuhan, China pada tahun 2019 lalu.

Skenario ini bernama seleksi alam pada inang hewan sebelum terjadinya transfer zoonosis. Sedangkan skenario kedua merupakan peristiwa zoonosis yang berasal dari genom leluhur dengan karakter yang mirip dengan COVID-19 dan mampu beradaptasi secara tidak terdeteksi. Hal tersebut menyebabkan terjadinya persebaran dari manusia satu ke manusia lainnya dalam periode yang panjang. Kasus ini mirip seperti penularan Mers-Cov dari unta dromedaris yang berperan sebagai inang perantara virus ini. Skenario ini dinamakan seleksi alam pada manusia mengikuti transfer zoonosis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun