Mohon tunggu...
denbagusesumitro
denbagusesumitro Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tukang Bangunan

den bagus bagi kalangan masyarakat jawa bisa bermakna ganda yaitu tuan muda atau "tikus wirok" tikus besar dan hitam plus jelek. maka jika mungkin setiap tulisan saya mungkin akan menjadi sindiran baik dan buruknya manusia dan dunia.......piss karena saya bisa jadi manusia ataupun tikus wirok

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhir dari Sebuah Tanya

14 Februari 2018   01:16 Diperbarui: 14 Februari 2018   01:16 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Dibilang pesimis nyatanya saya pesimis dengan keadaan ini. Tapi jujur saya mengatakan saya orang yang paling optimis sepajang masa" kataku sambil menghela nafas saat  Si Gundul bertanya apa yang terjadi padaku akhir-akhir ini. Wajah lesu dan muram selalu mengelayut saat aku  keluar kamar tidurku, membuat si Gundul penjaga kost-kostanku penasaran dan ingin bertanya apa yang terjadi padaku.

"Nggak ada apa-apa kok Ndul, aku hanya merasa beban kerjaku kini semakin berat, aku merasa inggin berhenti dan kembali pada pekerjaanku yang lama ndul" Ujarku.  " Lah tapi ndoro Bagus sepertinya lesu dan tidak enak bandan, apa perlu saya pijiti atau keriki ndoro, " tanya Ngudul melanjutkan. "Wis ndak perlu nanti kan juga seger sendiri Ndul kalau aku sudah keluar kamar makan dan mulai aktifitas," kataku sambil berlalu.

Entah apa yang membuatku tergerak untuk pergi melihat proyek yang dikerjakan kantor tempatku bekerja. Rasanya kaki ini diarahkan untuk ke proyek lebih  dahulu dan baru ke kantor yang jaraknya kurang dari satu kilometer dari lokasi proyek yang sedang dikerjakan. Tiba tiba dengan tergopoh-gopoh Armin sopir proyek mendatangiku dengan nafas tersengal-sengal dan melaporkan sebuah peristiwa. "Pak Yoyok jangan keproyek dulu, nanti bahaya...!" serunya. " loh memangnya ada apa Min,"tanyaku spontan. "Di dalam kamar mandi proyek ada mayat pak, lah emangnya mayat siapa Min?" tanyaku. "aduh pak sudah jangan banyak tanya pokoknya bapak pergi dari sini" sambil mendorong punggungku.

Seribu pertanyaan hinggap dikepala ini. Mengapa bisa ada mayat di proyek dan Armin sangat serius menyuruh aku pergi dari proyek. Entah apa aatau siapa yang telah menjadi mayat. Akupun saat ini penuh tanda tanya. Apa kaitanya mayat itu dengan aku? Lalu demi sebuah penghormatan mereka yang telah memberitahuku akhirnya aku menyingkir dengan cepat menghidari berbagai macam pertanyaan.

Sudah dua hari berlalu dari ditemukanya mayat diproyek waktu itu, rasanya aku sudah terlalu lama menghilang dari proyek menghidari berbagai pertanyaan. Kini aku mencoba muncul kembali di poyek. Tampak wajah-wajah tak berdosa senyum sana sini dan menyapaku seolah tidak ada dosa.  Kembali sepi itu enyeruak dalam kramaian. Hati ini merasa bersalah mengapa aku harus pergi hingga aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi kala itu.

Aku menyendri dalam keramaian proyek. Diantara suara dentingan besi beradu,  suara batu terbelah hatiku merasa bersalah dan teruss bertanya mayat siapakh gerangan yang ditemukan di proyek kala itu. Kampret......! gumam ku. Kenapa pertanyaan itu muncul tak berkesudahan. Lalu aku sejnak terdiam dalam sebuah keramaian yang tak berkesudahan. Seribu tanya itu tak pernah terjawab hingga satu bulan. Siapa mayat itu? mengapa tidak ada kelanjutan pengusutan lebih lanjut atas kasus itu. 

Sejurus kemudian lamunanku di buyarkan oleh panggilan dari salah seorang scurity proyek. Entah mengapa aku merasa sangat ketakutan dan tidak berani membukakan pintu kantor ketakutan itu menyerang begitu saja. "pak ....pak....bapak tidak apa apa kan? Atau bapak lagi apa kok sepertinya lam membuka pintu kantor. Ada apa ya Pak tanya scurity kantorku" Menyelidik.

"Nggak ada apa apa cuma ini pintu kantor kok susah sekali di buka. Ada apa ya Mardo?" padahal  sebenarnya bukan pintunya ang susah dibuka tetapi memang aku merasa ketakutan untuk membuka pintu. Aku tidak punya keberanian setelah kejadian waktu itu, seolah aku tidak punya nyali lagi untuk bertemu dengan orang-orang. Sekarang apa yang terjadi sudah ku serahkan pada Tuhan saja.

Pelan ku buka pintu kantor dan mencoba untuk menyelidiki ada apa di balik pintu kantorku mengapa aku harus diawasi scurity. Dan kenyataan itu membuat hatiku semakin berdebar dan menyesakan dada ini. "Mardo sini bisikku ada apa kok  sepertinya ada yang aneh disini?" " justru kami semua memberanikan diri untuk bertanya kepada bapak, akhir akhir ini mengapa bapak mengurung sendiri di kantor setiap hari?"

"Pak Burhan seperti menjadi orang lain bagi kami pak?" lanjut Mardo. Memng aku tampak seperti orang lain bagi semua orang bahkan aku asing pada diriku sendiri sejak kejadianitu. Aku ketakutan tidak henti dan aku merasa sendiri. "Bapak masih trauma ya pada pada kejadian kemarin," tanya Mardo. Aku terdiam tak satupun ada kata terucap dimulutku, wajahku memucat dan jantungu serasa berhenti berdetak saat Mardo menayakan hal itu. "pak burhan tidak perlu takut lagi pak tidak ada yang perlu ditakutkan"  suasana beku itu mencair sedikit demi sedikit. Ketakutan yang menyerang menjadi sedikit terkuak suadah. Lalu aku berani bertanya pada Mardo "Do kemarin ada mayat siapa kok sepertinya heboh dan serem sampai ada polisi dan police line segala?" seribu tanya itu akhirnya terucap sudah dari mulutku. "benarkan, bapak masi trauma pada kejadian kemarin."  "Pak yang mati itu kambing pak,"ungkap Mardo

Jadi ternyata yang menjadi ketakutanku selama ini hanya  mayat sekor kambing saja....ah ternyata banyangan itu sungguh menakutkan. Tapi mengapa ada police line  segala ya ....okelah, semua yang sudah terjadi biar saja terjadi jangan sampai membuat aku terjebak pada situasi yang tidak menyeramkan untuk di bayangkan. "jadi begini pak ceritanya, kambing pak burhan yang dititipkan pada saya itu mati dengan tidak wajar pak. Perutnya robek dan isi perutnya hilang pak, robek seperti di robek binatang buas.  Lokasi kita ini kan nggak jauh dari hutan, maka adik saya yang polisi punya inisitif untuk menyelidiki kasus kematian si kambing siapa tahu binatang buas yang pelaku pembunuh kambing bisa ketangkap. Lalu kami menyuruh gundul untuk mengalau semua orang proyek untuk tidak masuk ke proyek dulu. Dan tidak berselang sore itu juga si pelaku ketangkap dia anakan hari mau kumbang yang kelaparan cari makan. Sekarang pelakunya suddah diamankan oleh petugas kebun binatang." Begitu ceritanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun