Mohon tunggu...
Mitha Agustin
Mitha Agustin Mohon Tunggu... Editor - La Tahzan

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perilaku Agresif hingga Permasalahan Kasih Sayang dan Bergantung

6 Desember 2020   14:27 Diperbarui: 6 Desember 2020   14:47 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Menurut Zirpoli, (2008:440) agresif digunakan untuk menggambarkan perilaku siswa, bentuk dari luka fisik terhadap makhluk lain yang secara otomatis terdapat di dalam fikiran. Sedangkan, Seagal, (2010:97) agresif merupakan salah satu bentuk emosi pada anak seperti marah yang kemudian diekspresikan melalui agresi. Lebih dijelaskan oleh para ahli yang mengemukakan penyebab perilaku agresif yang terjadi pada anak. 

Salah satu pengaruh yang paling besar dari perilaku agresif anak adalah keluarga, terlebih dengan keluarga yang memiliki ekonomi rendah, sehingga memiliki resiko besar dengan menimbulkan gangguan sosial emosi seperti perilaku agresif. 

Djamarah dan Zain, (2013:5) intervensi guru dan orang tua dalam kegiatan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai polapola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Adapun prinsip yang dapat digunakan oleh guru dalam menangani anak yang berperilaku agresif adalah dengan memodifikasi perilaku yang dikembangkan berdasarkan operant conditioning Skinner,yang terdiri dari lima langkah yaitu :

  • Menetapkan tujuan perubahan perilaku.
  • Menetapkan reinforcement yang sesuai.
  • Menetapkan prosedur untuk perubahan perilakan.
  • Melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan dan mencatat hasil penerapan prosedur.
  • Melakukan evaluasi dan revisi.

Dalam mengatasi perilaku agresif sekolah juga harus melibatkan orangtua guna menciptakan lingkungan yang kondusif untuk anak. Keterlibatan orang tua sebagai patner dalam pendidikan anak, yaitu sebagai :

  • Open house atau meeting keluarga untuk berbagi dengan orang tua mengenai apa yang dilakukan oleh anak.
  • Rencanakan konferensi secara individu dengan orangtua.
  • Tempelkan informasi rencana pembelajaran tiap minggu di pintu ruang kelas anak sehingga orangtua mengikuti perkembangan kurikulum dan program pembelajaran.

Selain perilaku agresif yang dialami anak ada pula gangguan lain seperti gangguan artikulasi yang di alami oleh anak. Artikulasi atau fonologi adalah gangguan yang di alami oleh anak – anak yang bicaranya tidak jelas atau sulit ditangkap. Gangguan artikulasi dapat disebabkan oleh faktor usia yang mengakibatkan alat bicara atau otot – otot yang digunakan untuk berbicara belum lengkap atau belum berkembang sempurna mulai dari susunan gigi, bentuk rahang, sampai lidah yang mungkin masih kaku. Banyak kasus gangguan ini berkaitan dengan keterbelakangan mental. 

Anak yang memiliki kecerdasannya tidak begitu baik, perkembangan bicaranya akan terganggu. Sebab lain, gangguan pendengaran. Bila anak tidak dapat mendengar dengan jelas, otomatis perkembangan bicaranya juga akan terganggu. Faktor lingkungan juga factor penting, terutama bila anak tidak atau kurang dilatih berbicara secara benar, maka akan lebih mudah dan relatif lebih cepat penyembuhannya asal mendapat penanganan yang baik. 

Gejala yang di alami anak berbeda – beda sesuai dengan tingkatan usianya, seperti pada anak usia 6 – 11 bulan anak tidak dapat menirukan suara yang dikeluarkan oleh orangtuanya, belum mampu tertawa atau berbicara, tidak bereaksi saat di panggil dan tidak memperlihatkan emosinya saat tertawa ataupuun menangis. Kemudian ditingkat usia selanjutnya anak akan mengalami kendala seperti, tidak dapat mengeluarkan suara, tidak mampu mengucapkan 1 – 10 kata, tidak berani menatap orang lain, tidak mengerti dan mengikuti perintah sederhana yang diberikan, bahasa yang diucapkan sulit dimengerti oleh orangtua dan orang disekitarnya dan masih gagap. Intervensi guru dan orang tua dapat memberikan pelatihan seperti, sering mengajak ngobrol anak, memberi tahu anak bagaimana membedakan salah dan benar , baik dan buruk, pelatihan – pelatihan dapat kita berikan mulai dari hal – hal kecil.

Banyak kasus gangguan ini berkaitan dengan keterbelakangan mental seperti permasalahan kasih sayang atau ketergantungan yang dialami anak. Mulai dari anak dilahirkan tentunya akan mendapatkan kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya. Pemberian yang berlebihan terhadap anak akan memberikan efek yang buruk di kedepannya. 

Dampak yang dapat kita lihat pada anak yang mengalami permasalahan ini seperti, anak menjadi manja, tidak percaya diri, susah bergaul dengan temannya. Anak akan merasa nyaman berada dilingkungan keluarganya yang memberikan kenyamanan dan kasih sayang. Peran guru dan orang tua dalam permasalahan ini dapat dimulai dari memberikan pengalaman dan menumbuhkan kepercayan diri kepada anak, tidak mengekang anak, melepaskan anak saat bermain sesuai dengan keinginannya karena guru dan orang tua sebagai fasilitator dan pengawas anak.

Terkait permasalahan terhadap ketergantungan yang dialami anak gangguan focus atau perhatian juga sering dialami oleh anak. Gangguan ini merupakan salah satu gangguan pada otak yang mengakibatkan anak kesulitan dalam memfokuskan sesuatu atau menarik perhatiannya. Gejala dari gangguan ini dapat kita deteksi mulai dari lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat, ini akan lebih terlihat dilingkungan sekolah dan masyarakat. Gangguan focus atau perhatian ini disebabkan oleh suasana hati atau kecemasan , terkebih ini tidak termasuk dalam gangguan mental. 

Penyebab lain dari gangguan ini seperti dari factor genetic, gangguan pada saat masa prenatal, ibu yang mengonsumsi alcohol saat hamil, poses persalinan yang menggunakan alat bantu juga menjadi salah satu factor pada gangguan ini dan keracuan timbal atau zat warna yang dikonsumsi dalam makanan. Intervensi guru dan orang tua dapat dilakukan dengan mengamati aktivitas atau kegiatan yang disukai anak, mengajarkan serta lebih menguatkan perhatian yang terfokus dan mendetail, guru dapat menata ruang kelas dengan sangat rapi sehingga anak tidak dengan cepat teralih perhatiannya dan meberikan pujian atau hukuman kepada anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun