Mohon tunggu...
Edi Winarno AS
Edi Winarno AS Mohon Tunggu... Lainnya - Terus Belajar

Menyukai Dunia Tulis-Menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Sawit Vs Lingkungan Lestari: Ketika Pola Konsumsi Menjadi Indikator Kunci

31 Oktober 2015   21:25 Diperbarui: 31 Oktober 2015   21:37 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

 

        

Indonesia adalah surga bagi para produsen minyak sawit (palm oil). Tanaman bernama latin Elaeis Guineensis ini mudah tumbuh dan beradaptasi dengan iklim tropis Indonesia. Minyak sawit juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai hal antara lain untuk minyak goreng nabati, bahan makanan, industri kosmetik, sabun dan dapat diolah menjadi bahan bakar biodiesel sebagai energi terbarukan. Tak mengherankan jika tingkat perkembangan luas lahan perkebunan sawit di Indonesia dari tahun ke tahun amat signifikan.

Berdasarkan buku statistik komoditas sawit terbitan Ditjen Perkebunan, pada tahun 2014 luas lahan perkebunan sawit mencapai 10,95 juta ha. Padahal pada tahun 2004, luas lahan perkebunan sawit di Indonesia baru seluas 5,28 juta ha, sehingga dalam kurun waktu satu dasawarsa luas lahan perkebunan sawit meningkat lebih dari dua kali lipat. Luar biasa! Luasnya lahan perkebunan sawit yang tentu akan diikuti tingginya produksi CPO (Crude Palm Oil) merupakan peluang strategis dari sisi komoditas maupun devisa negara. Namun demikian hal tersebut di atas sekaligus menjadi ancaman besar terhadap kelestarian lingkungan.

Tudingan dari berbagai media terkait kebakaran hutan yang akhir-akhir ini terjadi juga mengarah kepada pihak yang berkepentingan dalam bisnis sawit. Pihak yang berkepentingan itu disinyalir masih menggunakan cara-cara purba dalam perluasan bisnis sawitnya dan tidak bertanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan. Salah satu headline news yang tiba-tiba muncul di depan mata kita yaitu “Habis Terbakar, Terbitlah Sawit!”. Dunia sontak terbelalak! Kebenarannya memang masih butuh pembuktian di lapangan. Namun setidaknya hal ini menggugah nurani kita, bagaimana peran kita dalam menyikapi kondisi seperti ini?

Peran penting kita yang sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu indikator kunci keberhasilan dalam upaya menjaga lingkungan agar tetap lestari yaitu harus menerapkan pola konsumsi bijak terhadap produk sawit. Pola konsumsi tersebut dapat dilakukan pada saat membeli atau mengkonsumsi produk sawit itu sendiri.

Dengan membeli atau mengkonsumsi produk sawit lestari yang memiliki sertifikasi ramah lingkungan maka kita ikut andil dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Dengan demikian kita telah menjadi green customer yang kemudian akan menjadi gaya hidup hijau (green lifestyle) dalam kehidupan sehari-hari kita.

Salah satu sertifikasi ramah lingkungan yang terdapat pada produk sawit lestari yaitu Sertifikasi RSPO (Roundtable Sustainable Palm Oil). RSPO memiliki mekanisme audit sertifikasi yang telah mempertimbangkan beberapa aspek atau prinsip antara lain komitmen terhadap transparansi, kepatuhan terhadap hukum dan undang-undang, tanggung jawab terhadap lingkungan melalui CSR (Corporate Social Responsibility), konservasi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati. Dari mulai proses penanaman pohon sawit hingga manajemen pemasarannya juga masuk dalam mekanisme audit sertifikasi RSPO.

Berdasarkan penelitian, banyak produsen sawit yang memproduksi sawit berkelanjutan atau sawit lestari mendapatkan keuntungan yang signifikan dari investasinya (WWF, 2012). Hal ini juga sejalan dengan Kotler dan Amstrong (2001:354) yang menyatakan bahwa kualitas produk merupakan senjata strategis yang potensial untuk mengalahkan pesaing. Jadi hanya perusahaan yang memiliki kualitas produk paling baik, maka perusahaan tersebut akan tumbuh dengan pesat. Dan kita sebagai konsumen dituntut harus bijak dalam menentukan pilihan terhadap produk yang akan kita beli atau konsumsi.

Setelah kita mengetahui bahwa dengan membeli atau mengkonsumsi produk sawit lestari berarti kita ikut menjaga kelestarian lingkungan, maka langkah selanjutnya yaitu kita harus menginformasikan atau mengkampanyekan hal tersebut agar dapat diketahui oleh masyarakat luas.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan dalam rangka kampanye lingkungan tentang konsumsi bijak terhadap produk sawit lestari. Pertama, menginformasikan tentang produk sawit lestari kepada anggota keluarga kita, kerabat maupun para tetangga kita.       Di kala waktu bersantai bersama ataupun di kala makan bersama keluarga, kita bisa bercerita tentang produk sawit lestari kepada anak-anak kita terutama yang telah dewasa. Bahkan lebih menarik lagi jika sekaligus ditunjukkan bahwa yang sedang kita makan bersama adalah juga dimasak dengan produk-produk sawit lestari. Ini sekaligus menanamkan kepedulian terhadap anak-anak kita bahwa mereka pun dapat ikut andil dalam menjaga kelestarian lingkungan melalui pola konsumsi. Kepada kerabat atau para tetangga, informasi terkait produk sawit lestari juga dapat kita sampaikan pada saat pertemuan keluarga ataupun pada saat pertemuan dengan warga masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun