Mohon tunggu...
Mis Juli
Mis Juli Mohon Tunggu... Guru - Guru-Dosen-Penulis-Editor-Blogger

Menulis adalah perjalanan jiwa

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Berbagi dengan Apel Manis

16 April 2021   22:15 Diperbarui: 16 April 2021   22:15 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Jadwal hari ini itu, masih begitu padat merayap. Walau tadi pagi sempat sedikit kesiangan bikin aku merasa gusar. Bekerja di sekolah swasta ini, bikin aku harus sangat berhati-hati sekali. Potongan demi potongan selalu mengintaiku setiap bulannya. Entah apa alasannya. Aku sudah lelah berdiskusi dengan atasan kali ini.

Siswa sudah menunggu kehadiranku di depan kelas yang jadi tempat stayku sejak bulan Januari. Ya, sejak Covid-19 di semester kedua tahun ajaran 2020-2021 ini guru tidak lagi boleh berkumpul dalam satu ruangan menghindari penumpukan manusia. Aku merasa nyaman sendiri di kelas ini, walau jatahnya harus berdua, ternyata rekanku lebih suka di ruangan bawah. Tidak penting untukku bertanya apa alasannya, aku lebih leluasa sendiri dengan keadaan seperti ini.

Selesai urusan pemberkasan siswa yang rencana mau berangkat magang awal Mei ini, kuambil sajadah dan mukena dari rumah untuk shalat Dhuha. Ingat hari ini jadwal padat pasti sampai malam. Kubuka Al-Qur'an menunggu waktu pulang pukul 11.30 dengan membacanya, alhamdulillah hari ini spesial sekali bisa dapat satu surat Al Ambiya tuntas kubaca. Biasanya kucicil setiap shalat wajib atau sunnah. Alhamdulillah, seorang teman urusan absen datang dengan senyum mengembang, tapi karena melihat keasyikanku membaca dia berjalan lagi keluar pintu, bisiknya ... "Hari ini kamu cantik sekali, San" Aku mendongak, kubalas dengan senyum tipis sambil dalam hati beristighfar.

Panggilan daring 2 webinar hari ini masuk mengingatkan, baiklah aku segera bergegas pulang tak lupa finger print di ruang guru utama. Tak lupa Zuhur kutunaikan begitu tiba di ruang kerja, di tempat tugas satunya. Sempat mampir untuk membeli keperluan dapur yang kosong, serta jeruk nipis. Ya, tinggal empat hari lagi aku menyelesaikan therapi jeruk nipis ini. Demi kehamilan, aku merelakan 3 kali therapi ini agar bisa segera memiliki momongan. Dua kali belum menampakan hasi, tapi tetap yakin Allah akan segera memberiku dengan jalan kesabaran luar biasa. Mei tahun ini tepat empat tahun pernikahanku dengan mas Juna.

Akhirnya waktu webinar telah tiba, tugas menguji siswa remedial pemagangan BCA-CMA menjadi fokus perhatian, alhamdulillah kali ini ditemani rekan dari SMK 1 Ketapang Kalimantan. Jam 3 sore selesai aku minta ijin ashar dulu, sebelum masuk webinar kedua jadwal hari ini. Aku membuat diri selalu merasa rugi jika terlewat waktu shalat.

Sengaja aku masuk room lebih dahulu, biar tidak terlambat masuk. Webinar ini kalau terlambat akan dikunci sehingga takkan pernah bisa masuk kelas. Air wudhu menggodaku untuk rebahan, tapi tidak! Sekali dituruti, bisa bablas nanti. Kulawan sekuat tenaga rasa kantuk di tengah puasa dan bekerja kali ini. Alhamdulillah bisa juga kulawan, walau harus menguap berkali-kali. Tidurnya orang berpuasa ibadah, toh? Tapi tidak untuk kali ini, bisa ambyar rencana kegiatan.

Kuikuti webinar sampai jam 4 sore ini. Banyak materi bisnis yang sayang sekali untuk dilewati. Bergegas pulang dulu ke rumah, kusempatkan memasak sedikit untuk bukaan anak keduaku Abang Luthfi. Cuaca gelap dan mendung agak ragu juga aku berangkat lagi mengakhiri kegiatan hari ini. Jam sudah menunjukkan pukul 5.15 sore. Kuraih ponsel dan memesan grab ke tujuan tinggal 30 menit lagi sebelum berbuka untuk tiba di sana.

Tak lama grab tiba, sekotak apel dan CUMENG kusiapkan untuk berbuka nanti di sana. Aku berharap tiba sebelum berbuka, ternyata macet karena hujan. Aku berusaha membuka pembicaraan mengisi kemacetan, seraya bertanya apakah supir Grab puasa atau tidak. Alhamdulillah ternyata puasa, kutanya berapa menit lagi waktu berbuka? Berbarengan dengan pertanyaanku, azan berkumandang.

"Pak, kita batalin dulu ya puasa hari ini. Aku bawa apel tapi tidak bawa minum. Kita berbagi apel saja ya pak?" kataku sambil menyodorkan kotak yang sudah kubuka. Alhamdulillah supir Grab mau, dan kamipun juga melanjutkan perjalanan yang tinggal 3 menit lagi tiba di tujuan.

Teman-teman yang seluruhnya laki-laki sudah menunggu kehadiranku di sana. Sisa apel masih 3 potong, kusorongkan ke bapak supir.
"Pak, buat bapak saja ya. Doanya bisa mengganjal perut bapak sampai ketemu masjid untuk shalat Maghrib dan bertemu bukaan di sana" kataku dengan senyum mengembang. Legaa, apel manis yang kubawa tak sia-sia akhirnya.

Tiba di ruang pertemuan, mataku basah. Ternyata kutemukan hidangan takjil begitu banyak. Mengapa hatiku sedih sekali, karena supir grab tadi tak kuminta untuk mampir sejenak untuk kubagi takljil bagianku sekedar berbuka. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun