Jurnalisme Masa Lampau
Jurnalisme pada masa lampau menempatkan para khalayak pada posisi pasif. Khalayak hanya dibiarkan mengkonsumsi apa yang media telah sajikan, mereka tidak dapat berinteraksi dengan perusahaan media, mereka tidak dapat berkomentar mereka hanyalah berperan sebagai konsumen saja yang harus menerima dan menikmati apapun yang sudah diproduksi oleh media.
Dalam pengumpulan berita, redaktur pelaksana memberikan tugas kepada wartawan, juru kamera, koresponden distrik, mereka mendapatkan berita dari tanah atau melalui jaringan sumber dari berbagai departemen dan daerah, setelah mereka menyelesaikan berita maka sub-editor akan memeriksa hasilnya kemudian setelah lolos pemeriksaan editor berita dapat dipublikasikan. Kemudian hasil dari peliputan dipublikasikan melalui koran, majalah, televisi dan radio.
Terdapat beberapa gaya pemberitaan yang sering dipergunakan pada masa ini. Jurnalisme investigatif, skeptis dan tertarik untuk mengungkap informasi yang seseorang rahasiakan supaya menjadi sorotan publik. Jurnalisme investigatif mendapatkan informasi dengan menggunakan database, arsip, sumber penelitian dan wawancara.
Kemudian gaya pemberitaan jurnalisme kuning. Jurnalisme kuning adalah adalah opini bias yang menyamar sebagai fakta objektif. Sekarang ini jurnalisme kuning sering disebut sebagai jurnalisme tabloit. Jurnalisme kuning sangat populer karena banyak pengusaha ingin mendapatkan keutungan apalagi dengan ditunjang adanya mesin cetak yang mampu mecetak dalam waktu singkat, kemudian media mencari popularitas dengan menyajikan berita-berita sensasional.
Jurnalisme Masa Kini
Dalam jurnalisme masa kini, jurnalisme interaktif, perlahan-lahan bergerak ke model horisontal transaksional. Penonton juga menjadi komentator; mereka perlahan menjadi pengawas untuk setiap informasi yang diterbitkan oleh media dan juga mereka ikut berkontribusi menjadi pembuat berita (citizen journalism). Mengubah definisi "pers", yang mana pers memang dijalankan oleh orang-orang yang secara khusus bekerja di industri media.
Pengumpulan berita pada era ini dilakukan dengan cara melakukan pemantuan pada website, dari ruang berita dan informasi yang diberikan seseorang pada media, selain itu juga melakukan pengamatan di koran dan TV dan melihat blogger serta memonitor situs web online sebagai sumber mereka untuk berita. Sehingga terdapat tuntutan bagi para jurnalis untuk memiliki kemampuan dibidang multimedia.Â
Dengan kata lain web telah menjadi bagian penting dalam jurnalisme masa kini. Wartawan menggunakan web untuk menemukan informasi pemerintah, menggunakan mesin pencari dan indeks, menemukan informasi yang sulit ditemukan, mengidentifikasi sumber potensial, untuk memberikan kedalaman dan konteks dalam cakupannya. Selain menggunakan internet untuk mengumpulkan bahan berita mereka juga menggunakan internet untuk mempublikasikan berita yang mereka buat ke internet.
Publikasi berita tidaklah terlalu berbeda dengan di masa lampau yaitu melalui koran, majalah, televisi dan radio, hanya saja terdapat kemunculan cara baru untuk mempublikasikan berita, yaitu melalui jurnalisme online.Â
Melihat kenyataan bahwa dengan adanya teknologi gadget seperti smartphone, tablet yang memungkinkan orang untuk berselancar di internet mendapatkan informasi dan berita dengan mudah serta tidak terbatas ruang dan waktu. Semakin maraknya perusahaan media yang membuat portal berita online ditanggapi secara positif oleh mereka yang memiliki mobilitas tinggi.Â