Mohon tunggu...
miranda octaviana ramadhani
miranda octaviana ramadhani Mohon Tunggu... Mahasiswi/Universitas Mulawarman

Saya memiliki kepribadian introvert namun dapat membuka diri ke kalangan luas. Saya suka mencoba hal baru terutama bidang handcraft

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah Screen Time Mempengaruhi Kemampuan Sosial Anak

2 September 2025   16:23 Diperbarui: 2 September 2025   16:23 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era digital yang serba cepat ini, pemandangan anak-anak yang asyik dengan gawai bukan lagi hal yang asing. Baik saat makan, di dalam mobil, bahkan di taman bermain, gawai seolah menjadi solusi instan untuk 'menenangkan' anak. Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, muncul sebuah pertanyaan besar yang menghantui para orang tua dan pendidik, benarkah screen time memengaruhi kemampuan sosial anak? Fenomena ini tak bisa dipandang sebelah mata, mengingat pentingnya interaksi sosial dalam membentuk karakter dan kepribadian seseorang.

Para ahli perkembangan anak, psikolog, dan pendidik telah lama menyoroti isu ini. Mereka berpendapat bahwa interaksi tatap muka, bukan layar, adalah pondasi utama dalam membangun keterampilan sosial. Saat seorang anak bermain dengan temannya, ia belajar membaca ekspresi wajah, memahami nada suara, merasakan empati, dan menyelesaikan konflik. Ini adalah proses alami yang tidak bisa digantikan oleh tontonan atau permainan interaktif di layar. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar membuat anak kehilangan kesempatan emas untuk melatih kemampuan-kemampuan vital ini.  

Selain itu, paparan screen time yang berlebihan sering kali membuat anak cenderung pasif dan kurang inisiatif. Mereka terbiasa menerima hiburan secara instan tanpa perlu berusaha berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini dapat berujung pada kesulitan memulai percakapan, kurangnya rasa percaya diri dalam bergaul, dan bahkan isolasi sosial. Akibatnya, alih-alih menjadi pribadi yang mudah beradaptasi, anak-anak ini mungkin kesulitan membangun hubungan yang sehat dan bermakna di masa depan. 

Meskipun demikian, bukan berarti kita harus sepenuhnya melarang screen time. Gawai dan teknologi memiliki manfaat edukatif jika digunakan dengan bijak. Kuncinya terletak pada keseimbangan dan pengawasan orang tua. Sebagai orang tua, kita memiliki peran sentral dalam memfasilitasi interaksi sosial anak. Ajaklah anak bermain di luar, kenalkan ia dengan teman-teman sebaya, dan luangkan waktu berkualitas tanpa gangguan layar. Dengan begitu, kita bisa memastikan bahwa screen time tidak menjadi penghalang, melainkan alat yang mendukung perkembangan sosial mereka.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun