Mohon tunggu...
Mira Marsellia
Mira Marsellia Mohon Tunggu... Administrasi - penulis kala senggang dan waktu sedang luang

You could find me at: http://miramarsellia.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menakar Peluang Agus Sebagai Calon Gubernur

23 September 2016   12:55 Diperbarui: 23 September 2016   13:14 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Agus Harimurti kalau di cerita kerajaan mungkin bisa dianggap sebagai putra mahkota. Dalam hal ini putra mahkota Dinasti Cikeas.  Sebagai putra mahkota tentu tidak ringan beban yang ditanggung Agus ini. Diantaranya meneruskan dan memikul tanggung jawab yang tidak remeh untuk berkiprah di papan catur kekuasaan negeri kita Indonesia Raya tercinta ini.

Para putra dinasti tentunya dituntut hadir sebagai pelopor, pelangsung, dan pemimpin tampuk kekuasaan. Kan masa bapaknya presiden, kakek dan oomnya tokoh besar militer terus para pangeran tidak berkarir politik. Ya apa kata dunia kan.

Tidak mengherankan bila arah kedua putra ini sudah digariskan dengan jelas, yang satu berkiprah di militer, yang satu berkiprah di politik.

Regenerasi Kepemimpinan Politik, Why Agus Why?

Alasan yang dikemukakan bahwa soso ktentara disiplin, cerdas, bersih, dengan good-looking dalam diri Agus itulah yang kini menjadi sandaran Poros Cikeas, apakah cukup menjadi modal untuk menang dalam pemilihan? Terlepas dari pertaruhan besar yang dilakukan ini karena Agus harus mencopot karir militernya, pertanyaan terbesar saya adalah: Emang bakal menang?

Kalau ikut sekedar meramaikan percaturan pemilihan gubernur ini dengan potensi kalah yang sama fifty-fiftynya dengan potensi menangnya, atau malahan lebih rendah dari itu, kiranya besar sekali beban pertaruhan ini bagi Agus.  Bisa jadi karena Agus dianggap calon yang lebih berpotensi karena dianggap lebih gagah dibanding Ibas (maafkan saya karena jujur) maka Agus yang digulirkan. Tapi saya yakin pernyataan bahwa good-looking menjadi salah satu modal yang dikatakan a Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Ramadhan Pohan, saat ini tidak bisa dijadikan ukuran untuk mendongkrak potensi kemenangan seseorang, kecuali yang memilihnya adalah remaja alay yang suka follow selebgram dan bermental ikut-ikutan saja. Saya lebih yakin bahwa pemilih sekarang lebih dewasa daripada sekedar mencolok seseorang karena faktor wajah. Terbukti dengan asesoris kumis yang juga tidak berhasil di masa yang lalu.

Lalu Sebesar Apa Potensi Kemenangan Agus?

Karena sudah terbukti nama besar orangtua sudah tidak banyak berpengaruh, karir militer juga terbukti tidak berpengaruh, faktor kekayaan juga tidak berpengaruh, kita bisa mengajukan berbagai nama untuk contoh ketidakpengaruhan ini, maka kiranya modal apa lagi yang bisa mendongkrak potensi kemenangan Agus?

Kecil saya pikir, kecuali saat kampanye nanti ada sesuatu hal yang tidak disangka tak dinyana dapat ditampilkan seorang Agus bahwasanya dia bukan sekedar bidak yang biasa dalam percaturan politik negeri ini.

Selain itu, mengingat sosok Agus ini walau cukup dikenal tapi secara opini public apakah sudah tercipta persepsi positif; pembentukan persepsi tentang kemampuan Agus sangat penting. Tim sukses harus mampu menanamkan citra bahwa Agus merupakan sosok yang dianggap paling tepat dan mumpuni. Tantangan ini berat, karena waktunya mefet.

Secara visi misi juga seperti apa sih nanti yang akan diusung. Apakah Agus dapat mengemukakan visi dan misi yang berbobot sehingga mendapat simpati dan dukungan dari pemilih?  Pemilih rasional, tentu saja, bukan alay.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun