“Maksudnya?” Kata saya dengan nada agak tinggi.
“Gini,” kata rekan saya. Nada bicaranya terkesan lebih hati-hati mungkin dia tahu saya sedang stress. Dan orang stress itu biasanya emosian, setuju kan kompasianers?
Ia melanjutkan, “Lo kan suka nyari inspirasi penulisan content, advertorial, review produk di koran cetak, dan tulisan-tulisan di blog ataau website, ya kan?”
“Sesekali ganti deh metode itu!”
“Gimana caranya?” saya langsung nyamber. “Lo cari advertorial yang visual, yang tak hanya tulisan tapi ada content verbal, tema, dan ceritanya, semacam story telling gitu”
“Video maksudnya?” Tanya saya.
“Yap betul, kan banyak tuh review produk berupa video bahkan lo juga bisa juga cari inspirasi dari web series yang lucu-lucu, tapi di dalam content-nya ada message produk”
Beberapa saat saya berpikir, iya juga ya. Di mana pun inspirasi itu bisa didapatkan, tidak hanya di satu tempat. Kemana saja saya selama ini. Saya hobi banget nonton Youtube. Tapi yang saya tonton hanya berkisar pada video klip musik, trailer film, berita kontroversial, gol-gol spektakuler, thug life, social experiment, audisi-audisi ajang pencarian bakat, sampai cara membuat mie ayam. That’s all, khatam kalau semua itu.
Tapi kok web series dan video review produk bisa terlewat ya? Aneh juga sambil geleng-geleng kepala.
“Ada referensi?” Kata saya antusias.
“Coba deh tonton Balada Ramadan si Arief Muhammad, ini yang web series, dan karena lo gw liat lagi dapet tugas nulis gadget terbaru, kalau mau cari referensi review, masukan aja kata kunci “Review Gadget 4G di Yutup”