Mohon tunggu...
Paijo Panduprodjo
Paijo Panduprodjo Mohon Tunggu... Konsultan - jangan bosan untuk berbuat baik

Pernah mengajar di Universitas Jember, pernah menjadi konsultan Proyek SEQIP (Science Education Quality Improvement Project) dan DAPS (Disaster Awareness in Primary School). Peduli pada pengembangan IPA melalui pembelajaran yang berbasis pada fakta dan konsep serta tidak berdasarkan pada hafalan semata. Metode pembelajaran IPA yang berbasis pada NGAJARI dan bukan NGABARI akan lebih membuat anak-anak kita menjadi cerdas dan lebih dekat dengan Tuhan karena dalam setiap pembelajaran IPA konsep apapun selalu bisa menyertakan keagungan Tuhan dalam setiap penyampaiannya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Fakta - Konsep - Prinsip

6 Maret 2013   10:59 Diperbarui: 4 April 2017   17:35 5426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Fakta, konsep, dan prinsip sering kita dengar dalam percakapan sehari-hari sebenarnya merupakan sebagian langkah pengembangan ilmu pengetahuan. Kadang orang yang mengucapkan pun sebenarnya tidak yakin betul untuk mengerti apa artinya. Oleh karena itu saya akan mencoba memaparkan perbedaan ketiganya untuk memudahkan kita belajar IPA. Pencarian cara yang mudah untuk belajar IPA menjadi perhatian saya karena terus terang saya belum puas dengan hasil belajar IPA dari para siswa kita baik di level SD, SMP, maupun SMA sekarang. Bapak dan Ibu Guru sudah berusaha sekuat tenaga untuk mengajari mereka konsep-konsep IPA (SD dan SMP) dan Fisika, Biologi, dan Kimia (SMA). Para siswa kita lebih tertarik untuk menghafal soal seperti yang diajarkan kakak-kakak mereka di bimbel. Saya tidak akan membenturkan guru dengan tentor, tapi lebih baik kita mengupas apa yang sebaiknya kita perbuat untuk siswa kita agar mereka lebih memahami konsep.

IPA mempelajari fenomena atau peristiwa alam. Peristiwanya ada di sekitar kita sehingga kita bisa menggunakan fenomena tersebut untuk memahami IPA. Peristiwa itulah yang disebut dengan FAKTA. Misalnya merah, hijau, besi. tembaga, patah, panas dan masih banyak sekali fakta yang bisa dijumpai di alam. Fakta selalu menunjukkan kondisi apa adanya, fakta tidak pernah memihak kepada siapapun. Bahkan fakta sering digunakan untuk membuat opini sesuai keinginan orang yang membuat opini  tersebut. Pengamatan fakta melibatkan panca indera. Semakin banyak indera yang terlibat semakin baik, namun diharamkan bagi kita mengamati menggunakan indera ke enam (ngarang).

KONSEP adalah sekumpulan fakta atau beberapa fakta yang memiliki ciri khusus. Misalnya: merah, hijau membentuk konsep yang namanya warna. Warna punya ciri khusus yaitu memiliki panjang gelombang tertentu. Besi, tembaga membentuk konsep yang namanya logam. Logam punya ciri khusus misalnya dapat menghantarkan arus listrik. Pada kondisi tertentu konsep dapat menjadi fakta yang bila bergabung dengan fakta yang lain dapat membentuk konsep. Contoh konsep yang lain misalnya kursi, memuai, membeku, mendidih, dan masih banyak lagi. Bisakah kita menemukan konsep yang lain? tentu karena masih sangat banyak yang belum disebutkan disini.

PRINSIP adalah beberapa konsep yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Ciri dari prinsip adalah tanpa ada kecuali. Apabila ada kecualinya berarti bukan prinsip tapi disebut GENERALISASI. Contoh:

1. "semua logam pada temperatur kamar wujudnya padat". Untuk menguji apakah pernyataan itu termasuk prinsip atau bukan adalah dengan bertanya "adakah logam yang berwujud selain padat pada temperatur kamar (25 oC)?" Apabila ditemukan ada logam yang wujudnya tidak padat pada keadaan tersebut maka pernyataan itu bukan prinsip. Setelah diteliti ternyata merkuri atau raksa adalah berwujud cair pada temperatur kamar sehingga pernyataan tersebut termasuk generalisasi dan bukan prinsip.

2. "Logam adalah penghantar listrik yang baik", pernyataan ini termasuk prinsip karena tanpa kecuali.

Dari hubungan ketiga istilah tersebut dapatlah kita lihat bahwa untuk membuat prinsip kita harus paham konsep, sedangkan untuk memahami konsep kita harus mengenali fakta. Fakta dapat dikenali melalui pengamatan baik melalui praktikum, penelitian, maupun menyaksikan demontrasi, simulai, dan peristiwa di alam. Dalam hal ini mengamati menjadi ketrampilan yang sangat penting untuk dilatihkan pada siswa. Konsep merupakan kesimpulan dari hasil pengamatan. Itulah sebabnya belajar IPA selalu dimulai dari mengamati dan kemudian membuat kesimpulan (konsep) dari hasil pengamatan. Tanpa pengamatan maka kita bukan mengajari IPA kepada siswa namun hanya mengabari mereka. Bila hal ini masih terus kita lakukan maka di masa mendatang kita akan terus menyaksikan siswa kita lebih suka  belajar pada orang lain, terutama menjelang UNAS seperti sekarang. Mari kita mulai bagi yang belum dan kita tingkatkan bagi yang sudah untuk membuat kita menjadi guru idola mereka sekarang dan masa yang akan datang dengan mengajari mereka memformulasi konsep dan bukan menghafal konsep. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun