Mohon tunggu...
Min Adadiyah
Min Adadiyah Mohon Tunggu... Ahli Gizi - nakes ahli gizi, pembelajar manajemen abadi

Penata Impian (karena yakin Sang Maha selalu realisasikan impian kita)

Selanjutnya

Tutup

Film

Dimsum Martabak, Enterpreneurship Dibalut Fairy Tale

20 Desember 2020   13:11 Diperbarui: 20 Desember 2020   13:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Siang ini saya berkesempatan menonton sebuah film berjudul Dimsum Martabak yang dibintangi Boy William (Soga)  dan Ayu Tingting (Mona) dari We TV. Saya tidak tahu apakah film ini bisa dinikmati secara gratis atau tidak, yang jelas saya sempat beli voucher seharga 15 ribu untuk VIP selama 1 bulan. Film ini diproduseri oleh Raffi Ahmad. Sepanjang film berjalan, saya mencermati beberapa hal. Dan sebagiannya adalah cerita di balik pembuatannya. 

Cara saya mereferensi film  mungkin tidak akan menarik untuk umumnya remaja putri. Saya memang mencoba mencermati  dari sisi saya, yang nota bene "mantan remaja putri". Bisa jadi  referensi ini justru akan menarik bagi pengamat gaya hidup  atau para pemerhati enterpreneur atau mungkin ibu-ibu yang sedang tertarik mencermati dunia teenlit, agar bisa membersamai anak remaja nya, seperti saya. 

Film ini menyajikan gambar-gambar yang menarik dengan pencahayaan yang baik. Beberapa hal menunjukkan dunia yang jauh dari kebiasaan sehari-hari saya, tapi mungkin cukup menarik  untuk diamati. Saya menduga isi  film ini adalah impian sebagian remaja putri. Sisi Fairy tale nya agak kental di sisi Mona yang orang biasa akhirnya diperistri Soga yang anak konglomerat. 

Sisi enterpreneurnya terlihat dari bagaimana Soga yang anak konglomerat berusaha membuka bisnis martabak dengan FoodTruck. Bisnis yang awalnya disepelekan oleh papanya, sebab si papa lebih suka Soga melanjutkan kerajaan bisnisnya. Di sini ada inspirasi untuk tetap produktif meskipun orang tua sangat berkecukupan.

Yang menarik untuk saya adalah mengenai kemasan film ini sendiri. Saya menduga enterpreneurship adalah topik menarik bagi para pengusaha. Dan ini nampaknya yang berusaha ditularkan bagi remaja. 

Sekali lagi saya sedang tertarik untuk mengamati mengenai kemasan. Kenapa industri film dan hiburan menjadi demikian pesat berkembang, sebab apa yang dicari orang ada di dalamnya. Padahal kadang-kadang topiknya berat, tapi karena dikemas sebagai wahana hiburan jadinya terasa ringan. 

Spirit  untuk tetap produktif. Spirit untuk tetap berkarya. Spirit untuk tetap mandiri di atas kaki sendiri memang harus ditularkan, diinstal dan diajarkan tapi menjadi lebih menarik jika disampaikan dengan bahasa yang mudah diterima. Bukan dengan kesan menggurui apalagi memaksa. 

Selanjutnya, karena kita sedang bicara enterpreneurship maka mari kita amati sejumlah orang yang akhirnya bisa bekerja karena film ini dibuat. Ada orang-orang kreatif mulai penulis cerita, sutradara, asisten, hingga orang-orang teknis seperti driver, catering, lighting, dsb. Yang tidak bisa dilupakan adalah keberadaan penunjang seperti baju yang dipakai, make up artis, dsb, dsb.  

Produksi film ini sendiri saya yakin cukup menghabiskan biaya besar melihat shootingnya juga nampaknya juga dilakukan tidak hanya di Indonesia. Tapi saya yakin uang yang berputar di dalamnya bisa dikelola sedemikian rupa. Hmm, intinya menjadi pengusaha itu memang akan memperoleh banyak insentive. 

Misalnya, kalau catering yang dipake adalah catering milik ibu nya, alat transportasi  disewa pada perusahaan transportasi yang dikelola sepupunya,  pakaian yang dipakai talent adalah brand yang dikelola tetangganya, dst. 

Jadi pengamatan saya terhadap film ini berujung pada kesadaran saya bahwa ini adalah salah satu contoh dari apa yang sering kita baca sebagai mengail di kolam sendiri. Tentu ada banyak hal yang bisa diperoleh. Dan yang pasti, ada banyak produktivitas yang bisa dinikmati bersama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun