Mohon tunggu...
Mini Ariska Febrianty
Mini Ariska Febrianty Mohon Tunggu... -

Universitas Hasanuddin, Fakultas Farmasi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Isu Terhangat Farmasi

29 November 2014   11:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:32 4004
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

MINI ARISKA FEBRIANTY (GB 13)

Isu terhangat farmasi yakni:

PENGGUNAAN BABI SEBAGAI BAHAN OBAT FARMASI

Di dalam dunia farmasi, pasti hal utama dalam penyajian obat-obatan yakni bahan yang digunakan dalam pembuatan obat. Sehingga sebagai calon farmasis, kita harus mengetahui bahan yang mana sajakah yang pantas di gunakan dalam pembuatan bahan obat yang layak di konsumsi konsumen agar obat yang dibuat memberi efek kesembuhan juga bahan yang digunakan haruslah halal.

Topik yang selalu hangat dalam dunia farmasi masa kini, di antaranya penggunaan enzim babi sebagai unsur pendukung obat tertentu.

Salah satu contoh kasus seorang bapak beragama islam pengidap penyakit kanker yang sangat parah yang hanya dapat disembuhkan dari bahan yang mengandung babi, nah selain kontropersi dalam agamanya juga kontropersi dalam dunia farmasi kenapa seorang farmasi membuat obat yang memiliki kandungan babi ini. Memang benar bahwa barang yang haram itu bisa menjadi halal bila dalam keadaan yang sangat darurat, sebagaimana halnya bangkai hewan, darah ataupun daging babi yang bisa halal dimakan bila dalam keadaan darurat (Alquran Surat Al-Baqarah : 173)

Alasannya yang dapat muncul yakni karena mungkin saja seorang farmasi yang membuat obat ini seorang non-islam serta kandungan dari babi memiliki khasiat yang berbeda dan proses kerjanya dalam tubuh cepat. Namun sebagai farmasi yang harus diperhatikan yakni sebagai farmasi seharusnya tidak melakukan tindakan pembuatan obat yang haram diagama islam, karena di indonesia penduduknya sebagian besar islam, karena biasanya konsumen tidak melihat kandungan dari obat yang dikonsumsinya. Alasan lainnya karena apalagi kebanyakan dari obat yang beredar masih menggunakan produk yang dibuat di luar negeri, oleh karena itu dari bagian farmasi sendiri memiliki kesulitan untuk menemukan komponen yang dapat menggantikan minyak babi.

Meski begitu, tidaklah berarti produk tak bersertifikat halal semuanya mengandung bahan haram. Selain produk pangan, ada produk lainnya yang status kehalalannya belum menjadi perhatian masyarakat yaitu produk obat-obatan, khususnya obat yang digunakan dengan cara ditelan atau diminum.

Hal ini tentunya tidaklah mudah dan memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan penelitian agar dapat menemukan subtitusinya. Kementrian Kesehatan MUI menggandeng Majelis Kehormatan dari Kedokteran Syariah untuk bekerja sama dalam menuntaskan permasalahan yang satu ini. Apalagi dari 30 ribu obat – obatan yang telah beredar dari 206  perusahaan hanya terdapat 5 perusahaan yang memiliki sertifikasi Halal dalam 22 produknya.

Hal ini mengingat masih banyak pilihan merk obat lainnya yang tidak mengandung unsur babi. Oleh karena itu pemahaman yang berasumsi bahwa benda apapun akan halal dikonsumsi bila untuk obat, haruslah segera ditinggalkan jauh-jauh karena tidak sesuai dengan Syariah. Selama ini umumnya masyarakat tidak mengetahui dari apa saja dibuatnya bahan aktif suatu obat. Demikian juga pada brosur obat-obatan yang ada, produsen obat biasanya tidak menjelaskan asal-usul bahan aktif dan bahan penyerta pada produk obatnya secara lengkap. Para dokter pun mungkin belum tentu semuanya mengetahui asal-usul dibuatnya bahan dasar semua obat-obatan.

Oleh karena itu para ahli farmasi muslim perlu sekali menjelaskan, bahan aktif obat apa saja yang berasal dari bahan-hahan yang haram, agar umat Islam mudah untuk menghindarinya. Hal ini mengingat bahwa obat-obatan itu umumnya adalah produk impor dari luar negeri, yang diciptakan atau diformulasikan oleh ilmuwan yang belum tentu mengenal masalah halal dan haram.

Negeri kita kaya akan SDA salah satunya tumbuhan, dan banyak tumbuhan yang mengandung khasiat yang banyak. Disinilah peran farmasi dalam membudidayakan dan terus melakukan penelitian tentang tanaman kemudian mengolahnya menjadi obat yang layak dikonsumsi. Selain tanaman ini bersifat halal, dan memiliki banyak khasiat, serta tanpa ada efek samping yang ditimbulkan.

Karena seorang farmasi yang baik tak hanya memikirkan penghasilan melainkan memikirkan para konsumen yang akan menggunakan obat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun