Mohon tunggu...
Budi Waluyo
Budi Waluyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

An IFPer & a Fulbrighter | An alumnus of Unib & University of Manchester, UK | A PhD student at Lehigh University, Penn, USA. Blog: sdsafadg.wordpress.com. Twitter @01_budi. PIN BBM: 51410A7E

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mengupas Surat Rekomendasi untuk Melamar Beasiswa

6 Mei 2015   06:35 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:20 7713
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14308686581266823467

[caption id="attachment_382167" align="aligncenter" width="630" caption="Referensi: Aminef - Fulbright"][/caption]

Saya punya pengalaman yang cukup menarik berkaitan dengan surat rekomendasi. Waktu itu saya sedang mengikuti tahap wawancara beasiswa S2 IFP Ford Foundation USA di sebuah ruangan salah satu hotel di Lampung. Ada tiga orang Professor asal Indonesia yang duduk di depan, sedangkan kursi tempat duduk saya tepat dihadapan mereka. Satu per satu pertanyaan diberikan, dan tentu saja dengan sebaik mungkin saya jawab. Saat itu rasanya seperti sedang berdebat dengan orang lebih mengenal diri saya sendiri, bisa dibilang sengit! Karena setiap pertanyaan atau tanggapan yang diberikan selalu saya jawab, sampai salah satu pewawancara berkata,” Kamu tidak perlu menjawab dan membantah setiap pertanyaan dan tanggapan dari kami”. Setelah mendengar kalimat itu, saya mulai menenangkan diri, takut terlalu arogan jadinya.

Ditengah-tengah proses wawancara tersebut, satu Professor yang sedang memegang surat rekomendasi sayanyeletuk,” Koq bisa seorang Professor memujimu habis-habisan (di surat rekomendasi ini) …???” Saya yang mendengar komentar itu cuma bisa nyengir saja kemudian menjawab tidak tahu menahu soal isi surat rekomendasi tersebut. Seusai wawancara, kalimat Professor itu terngiang di kepala saya – sesuatu yang tidak pernah diduga sebelumnya. Memang salah satu pemberi surat rekomendasi pada saya saat itu adalah Prof. Safnil – dosen yang mengajar saya ketika menempuh Sarjana di Universitas Bengkulu. Karena beliau dosen bahasa Inggris, saya cukup datang dan minta baik-baik surat rekomendasi, dalam beberapa hari sudah jadi dan amplopnya tertutup rapi.

Menurut saya, surat rekomendasi dari Prof. Safnil turut membantu meyakinkan komite seleksi beasiswa untuk menjadikan saya sebagai salah satu penerima beasiswa S2 tersebut. Tidak hanya itu, selesai S2 di Inggris, saya lalu meminta surat rekomendasi lagi pada beliau dan juga dari satu Professor yang mengajar di University of Manchester tempat saya studi S2 untuk melamar beasiswa S3 Fulbright. Hasilnya, saya lulus beasiswa Fulbright dan mengantarkan saya studi di Amerika sekarang. Dari cerita ini, bisa dilihat bahwa surat rekomendasi sangatlah penting dalam memudahkan jalan meraih beasiswa studi ke luar negeri. Siapa yang memberi rekomendasi dan apa isi surat rekomendasi bisa mempengaruhi hasil yang akan didapatkan ketika melamar beasiswa studi ke luar negeri.

Di Indonesia pemberian surat rekomendasi biasanya lebih banyak untuk melamar beasiswa, terutama yang disponsori pihak luar, sedangkan kalau di kampus luar negeri, di Amerika misalnya, mau melamar apapun, seperti internship, research grant, training, dan lain-lain, surat rekomendasi merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi. Ada kepercayaan kalau orang yang memberi surat rekomendasi tidak akan berbohong dan bisa lebih dipercaya, soalnya dia juga mempertaruhkan kredibilitas dirinya melalui surat itu.

Setiap beasiswa biasanya meminta 2 atau 3 surat rekomendasi yang berasal dari dosen tempat kuliah dahulu (terutama yang membimbing skripsi dan lebih baik bila ada yang bergelar Professor) dan atasan tempat kerja. Makanya, menjaga hubungan baik dengan para dosen dan atasan tempat kerja sangat penting kalau punya rencana melamar beasiswa. Gelar dan jabatan si pemberi rekomendasi bisa memberi pengaruh. Jadi, usahakan cari pemberi rekomendasi yang mempunyai gelar S3 atau Professor atau yang memiliki jabatan tertentu.

Bagaimana surat rekomendasi yang bagus?

1. Ditulis dalam bahasa Inggris bila diminta demikian.

2. Ditulis oleh orang yang mengenal kita di bidang akademik, misal dosen yang pernah mengajar atau menjadi pembibing akademik (seorang Professor lebih baik), atau atasan tempat kerja.

3. Bila formulir surat rekomendasi tidak disiapkan pihak beasiswa, letakkan cop surat universitas atau kantor diatasnya.

4. Beberapa beasiswa sudah menyiapkan formulir surat rekomendasi tersendiri, jadi si pemberi rekomendasi tinggal mengisi saja. Jika tidak ada formulir yang disediakan, usahakan isi surat meliputi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun