Hari yang cukup melelahkan bagi Satria. Â Ini persiapan akhir untuk pentas seni di kampus. Malam nanti mereka akan pentas. Â Perlu waktu berminggu-minggu dia dan teman-temannya mempersiapkan segalanya. Â Kostum, alur cerita, pemeran, dan sebagainya. Â Mereka akan memanggungkan cerita Ronggeng Gentayangan. Â Sebuah cerita misteri rakyat yang telah hidup puluhan tahun. Â Cukup unik dan menyeramkan untuk memeriahkan suasana malam pagelaran kampus yang biasanya hanya diisi dengan dance, chaca dan tango.
Setting cerita sudah jadi. Â Tokoh-tokoh sentral sudah dipilih. Â Gadis akan memerankan diri sebagai Ronggeng Lasmi. Â Temannya yang bengal, Roger menjadi Broto, juragan kaya raya yang kelak akan memperkosa dan membunuh Lasmi karena cintanya ditolak mentah-mentah. Â Beberapa temannya yang lain berbagi peran pembantu untuk mendukung dramatisasi cerita.
Satria sendiri adalah sutradaranya. Â Pemuda berbakat yang nyentrik dan sering memasukkan unsur klenik ketika membuat cerita atau drama. Â Pemuda ini bahkan meluangkan waktu secara khusus untuk survey lapangan ke Desa Sukajaya yang merupakan asal muasal ronggeng di tlatah sunda. Â Satria menyempatkan diri untuk berziarah ke makam tua Ronggeng Lasmi. Â Memenuhi keingintahuannya agar lengkap semua skenario yang sudah ditulisnya. Â Satria juga memberanikan diri mengambil sedikit tanah dari makam tua itu untuk kelengkapan sesajian nanti pada saat pentas.
--------
4 jam sebelum acara. Satria menatap panggung di depannya dengan perasaan masygul. Â Sebuah kabar mengejutkan baru diterimanya. Â Gadis tidak bisa ikut pementasan karena mendadak demam tinggi dan harus dibawa ke rumah sakit.Â
Duuh, mau tidak mau Clara harus menggantikannya. Â Untunglah Satria selalu mempersiapkan rencana cadangan untuk para pemeran. Â Dia tidak terlalu sreg dengan Clara. Â Cewek itu terlalu berimprovisasi liar. Â Bahkan cenderung ke arah vulgar. Â Tapi bagaimana lagi? Â Tidak ada pilihan lain.
Satria segera berkoordinasi dengan teman-temannya. Â Clara akan menggantikan Gadis memerankan Ronggeng Lasmi. Â Tentu saja Clara kegirangan. Â Ini adalah kesempatan baik baginya untuk menunjukkan kepada Satria bahwa dia lebih baik dari Gadis. Â Sudah bukan rahasia lagi bahwa kedua gadis itu saling bersaing menarik perhatian Satria. Â Pemuda populer yang tampan, pintar dan menonjol di kampus.
--------
1 jam sebelum acara. Â Satria sudah membereskan semuanya. Â Termasuk berbicara khusus dengan Clara,Â
"Ingat Clara! Â Kamu tidak boleh berimprovisasi berlebihan. Â Kita akan kehilangan roh dari cerita jika kamu melakukan itu..." pesan tegas Satria kepada Clara yang mengangguk mengiyakan tapi pikirannya sudah melayang ke panggung yang akan dibuatnya heboh nanti. Â
Satria juga memberi pesan khusus untuk Roger,