Mohon tunggu...
Miltu Takin
Miltu Takin Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Travel & Chill

Pengelana Kehidupan dan Berbagi Kisah

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bicara Generasi Emas Tanpa Pemberdayaan Perempuan, Nyimah Aliah: Nonsense!

21 Oktober 2021   13:09 Diperbarui: 21 Oktober 2021   13:11 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: suarapemerintah.id

Perempuan memiliki potensi yang sama untuk berkarya dan berdaya. Kodrat perempuan seharusnya bukan menjadi halangan, sebaliknya justru diperlukan untuk memperkuat sistem kemasyarakatan. Bukankah generasi hebat berawal dari seorang ibu?

Ketua Umum Pengurus Pusat Srikandi Tenaga Pembangunan Sriwijaya (Srikandi TP Sriwijaya), Nyimas Aliah menyebut bahwa perempuan harus berdaya karena mereka punya potensi. Dia pun mendorong para perempuan untuk tidak menyerah menjadi perempuan sejati yang mandiri dan produktif.

"Perempuan sekarang pendidikan sudah tinggi itu adalah aset kalau ada tantangan tantangan atau hambatan itu adalah tantangan terutama perempuan punya Casepro hamil, melahirkan, menstruasi. Perempuan harus menjadi tangguh harus bisa menghadapi semua itu. Yakinlah Allah pasti membukakan jalan, pasti menolong," kata Nyimas dalam wawancara, Selasa (19/10/2021).

Perempuan yang baru saja pensiun dari kariernya di Kementerian Perlindungan Perempuan dan Anak ini mengaku dulu terpikir untuk berhenti bekerja. Namun ketika itu tuntutan sosial dan ekonomi kian besar, dia pun mengurungkan niatnya.

"Syukur-syukur suami masih giat memberi, memenuhi. Kalau sekarang ini banyak juga tuntutan atau suami yang kurang tangguh yang mudah menyerah. Bagaimanapun perempuan itu bebannya adalah anak-anak. Anak-anak itu lebih dekat kepada Ibu biasanya, apa-apa kebutuhan dekat dengan ibu. Karena itu perempuan harus berdaya," pungkasnya.

Persoalannya, lanjut Nyimas, banyak perusahaan dan perkantoran belum menyediakan akses untuk perempuan, seperti ruang penitipan anak dan menyusui. Dia pun mendorong agar perempuan berani menyuarakan hal ini.

Tak hanya itu, dia juga menyebut bahwa perempuan harus memahami hak-hak yang dimilikinya, yang dilindungi oleh undang-undang. Sebagai pekerja, seringkali tidak pernah membaca undang-undang tenaga kerja, misalnya, sehingga tidak tahu hak-hak yang dimilikinya.

Pemimpin perempuan

Terkait kepemimpinan perempuan, Nyimas berpendapat ini sama dengan pemberdayaan perempuan dan bisa mengangkat derajat serta martabat perempuan.

"Jadi di agama (Islam), ada (dalam) pengajian Nasaruddin Umar mengatakan bahwa semua manusia adalah khalifah di muka bumi, baik laki maupun perempuan. Sebagai Khilafah, kita mencari kebaikan, di situ ayat-ayat yang disampaikan bersamaan dengan hak perempuan dan laki-laki," papar Nyimas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun